Sy takut lehernya patah. Langkah saya memelan, tertarik mendekatinya.
Tapi sy keburu diserobot ibu2 berkerudung hijau. Dia menanya2i bapak ini.
Sy tetap mendekat dan mendengar jawabannya.
"Saya dari Palembang. Istri saya ninggalin kedua anak saya ini. Dia kabur nggak tau ke mana. Saya nggak punya tempat tinggal. Nggak ada saudara."
"Saya baru dari dinas sosial, tapi nggak diberi solusi. Saya cuma mau pulang ke Sulawesi, tapi nggak bisa beli tiket. Tiketnya 425 ribu. Anak juga bayar. Sy ke TVRI juga, tapi disuruh ke tali kasih. Saya bilang, anak saya nggak sakit, sy cuma mau pulang."
Kereta menuju Tn Abang datang, dan saya membuntutinya.
Seketika seorang lelaki muda memberinya tempat duduk.
Si ibu berkerudung hijau diberi tpt duduk pula di samping bapak berbaju lusuh ini.
Tampangnya kelihatan capek sekali.
Cerita terus bergulir dari mulutnya. Ingus anak perempuannya yg digendong di depan meler.
Seorang ibu menawarkan tissue kering. Yang lain memberi sekantong Mitu.
Ternyata saya nggak sendirian.
Seorang ibu2 lain pula membuntutinya. saat saya menengok, si ibu sudah siap memberi uang 150 ribu. Itu dari ibu ibu di sebelah ibu2 yang ternyata juga tertarik dgn Pak Andi.
Seorang lain menyalaminya dengan 100ribu.