TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mendorong pembentukan karakter generasi muda melalui seni dan budaya, Bank BCA mengundang siswa-siswi SMA sekolah binaan Bakti BCA menyaksikan pertunjukan seni teater.
Mereka berasal dari dari SMAN 3 Serang, SMAN 1 Gadingrejo, dan SMAN 1 Karangmojo, beserta para guru pendamping untuk menyaksikan pertunjukan karya Teater Koma yang ke 143 berjudul Semar Gugat.
Karya ini digelar pada 3 sampai dengan 10 Maret 2016 di Gedung Kesenian Jakarta. Hadir pada acara nonton bareng ini Sekretaris Perusahaan BCA Inge Setiawati dan Aktris, Aktivis Teater, sekaligus salah satu Pendiri Teater Koma Ratna Riantiarno.
Inge Setiawati mengatakan, Bakti BCA melalui pilar Solusi Cerdas tidak hanya memberikan bantuan fasilitas sekolah dan mendukung para siswa untuk berprestasi dalam pendidikan formal saja.
"Namun kami juga menaruh perhatian pada pembentukan karakter siswa supaya kelak mereka dapat memberikan nilai tambah kepada masyarakat," katanya di Jakarta akhir pekan lalu.
Salah satu wadah yang baik dan dekat dengan dunia siswa adalah teater karena banyak nilai dan pembelajaran yang dapat diperoleh dari seni teater.
"Mulai dari alur cerita yang menjelaskan pesan moral pembelajaran sampai dengan keindahan seni yang merangsang daya imajinasi dan kreativitas siswa,” ujar Inge.
Pementasan Semar Gugat yang sebelumnya sudah pernah dipentaskan pada 1995, menyampaikan sebuah pesan moral mengenai kritik sosial yang kerap terjadi di masyarakat.
Karya ini berbicara tentang Kerajaan Amarta yang sedang geger, karena Srikandi meminta mas kawin yang tak wajar kepada calon suami, Arjuna.
Saat pesta pernikahan nanti, Arjuna harus memotong kuncung Semar untuk dihadiahkan kepada Srikandi.
Permintaan tersebut merupakan penghinaan besar bagi Semar dan keluarganya.
Padahal, hal itu merupakan ulah Betari Permoni yang merasuk ke dalam tubuh Srikandi.
Akhirnya Semar pergi ke Khayangan, meminta dikembalikan jadi wujudnya yang rupawan dan menjadi raja Simpang Buwana Nuranitis Asri, dengan gelar Prabu Sanggadonya Lukanurani.
Tak lama, dia memutuskan untuk menantang Arjuna dan Srikandi adu sakti.
”Sekalipun pada pembukaannya pertunjukan Semar Gugat bercerita mengenai romantisme, namun secara keseluruhan terdapat sebuah pesan moral yang menyentuh generasi muda saat ini, yaitu bagaimana memiliki karakter yang kritis dan jujur," katanya.
Alur cerita yang dikemas dengan penuh kreativitas ini sungguh menghibur sekaligus mengedukasi siswa. Kiranya pesan moral yang ingin disampaikan dapat diserap baik, sehingga siswa dapat berperan sebagai generasi perubahan,” tambah Inge.
Sebelum menonton pertunjukan, para siswa-siswi akan mendapatkan pemaparan mengenai seni teater melalui ”Sharing Session.”
Aktris, Aktivis Teater, sekaligus salah satu Pendiri Teater Koma Ratna Riantiarno akan berbagi pengalamannya selama menggarap seni teater, termasuk di dalamnya perjalanan Semar Gugat yang tidak terasa sudah berusia 20 tahun.
Selain mengajak siswa-siswi SMA binaan Bakti BCA menonton teater, selama ini BCA juga telah secara aktif ikut mendukung langsung Teater Koma yang dianggap melestarikan seni teater di Indonesia.
BCA memberikan dukungan lakon teater koma di antaranya pada Opera Ular Putih, Republik Cangik, Demonstran, Sie Jin Kwie, Sampek Engtay dan Ibu.
”Seluruh dukungan BCA kepada Teater Koma merupakan komitmen kami dalam melestarikan dan mendukung pengembangan budaya nasional, seni, sekaligus membentuk karakter bangsa Indonesia,” tutup Inge.