TRIBUNNEWS.COM - "Pendapat lama yang menyatakan kalau kesehatan tubuh dan kesehatan mental tidak saling terhubung sudah tak relevan lagi," kata Ben Michaelis PhD, seorang psikolog klinis evolusioner dan penulis buku Your Next Big Thing: 10 Small Steps to Get Moving and Get Happy.
"Tubuh adalah pikiran dan pikiran adalah tubuh. Ketika Anda mengurus tubuh dengan baik, maka semua sistem yang Anda miliki, termasuk pikiran, akan terpelihara dengan baik pula.”
Tak perlu dikatakan lagi, untuk depresi berat, konsultasi dengan dokter sangat perlu dilakukan, kata Michaelis. Tapi, tidak ada salahnya mulai menyelipkan jadwal olahraga dalam rutinitas Anda.
Penelitian menunjukkan, bahwa olahraga bisa membantu meringankan gejala depresi atau kecemasan. Berikut olahraga terbaik untuk mengurangi rasa cemas dan depresi.
Berjalan santai
Berjalan adalah salah satu olahraga terbaik untuk kesehatan Anda. Mulai dari membakar kalori, mengurangi keinginan makanan, dan menurunkan risiko penyakit jantung. Berjalan selama lima menit sehari bahkan bisa membantu Anda hidup lebih lama, menurut penelitian.
“Selain itu, olahraga juga mampu meningkatkan mood dalam berbagai cara,” kata Michaelis. "Seperti neurotransmiter serotonin dan norepinefrin, baik selama dan setelah berolahraga, yang menimbulkan rasa bahagia," ia menjelaskan.
Dalam studi yang diterbitkan dalam Journal of Psychiatry & Neuroscience, peneliti menemukan bukti bahwa olahraga dapat bekerja mirip dengan antidepresan, mengurangi gangguan depresi mayor dengan mempromosikan pertumbuhan neuron baru di otak.
Mendaki menikmati pemandangan alam
Untuk memaksimalkan manfaat kesehatan mental, pertimbangkan untuk pergi ke alam. "Alam memiliki efek menenangkan pikiran," kata Michaelis.
"Ada bukti bahwa berada sekitar tanaman dan pohon dapat membantu mengurangi kecemasan karena tanaman memancarkan bahan kimia untuk memperlambat proses pembusukan mereka, yang tampaknya memperlambat kita juga."
Dalam sebuah studi tahun 2009 yang diterbitkan dalam Environmental Health and Preventive Medicine, peneliti Jepang mengirim peserta ke daerah berhutan maupun perkotaan.
Mereka menemukan, bahwa peserta yang telah menjalani 20 menit "mandi hutan" (alias berjalan di hutan), memiliki kadar hormon stres yang lebih rendah ketimbang peserta yang berada di kota.
Yoga
Dalam sebuah penelitian kecil tahun 2007 diterbitkan dalam Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, semua peserta studi yang telah mengambil kelas yoga mengalami pengurangan depresi, kemarahan, kecemasan, dan gejala neurotik yang signifikan.
Sehingga, temuan tersebut membuat peneliti merekomendasikan yoga sebagai pengobatan komplementer untuk depresi.
"Hal yang hebat tentang yoga adalah bahwa selain penguatan inti otot, ada fokus yang luar biasa pada pernapasan, yang membantu untuk memperlambat dan menenangkan pikiran," kata Michaelis.
Para ahli percaya, bahwa fokus yoga pada nafas sangat bermanfaat untuk kesehatan mental Anda. Karena akan sulit untuk menjadi cemas, ketika Anda bernapas dalam-dalam.
Untuk merasakan keuntungan dari manfaat pernapasan, Michaelis menyarankan Anda untuk mencoba trik yoga yang dipopulerkan oleh Andrew Weil, MD, yang disebut teknik pernapasan 4-7-8. (*)