TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gangguan kejiwaan ternyata berpotensi menyerang perempuan yang baru saja melahirkan. Bentuk gangguan ini bisa berupa sifat mudah marah ataupun mudah cemas.
Centre for Disease Control and Prevention dalam Pregnancy Risk Assesment Monitoring System tahun
2011, menyebutkan bahwa satu dari 10 perempuan mengalami gangguan post-partum depression.
Salah seorang tim dokter Konsula, dr Sri Habibah Sari Melati mengemukakan bahwa ada beberapa
bagian dari gangguan kejiwaan pascapersalinan yaitu yang pertama adalah Sindrom Baby Blues, Post
Partum Depression, dan Psikosis.
"Ada suatu teori mengenai timbulnya Post partum depression, yaitu teori yang menyebutkan bahwa Post Partum depression diduga disebabkan oleh penurunan hormon estrogen (estradiol) yang secara fisiologis memang menurun kadarnya pasca-persalinan," ujar dr. Sri Habibah.
"Sindrom Baby Blues muncul dalam dua minggu pertama, atau dalam lima hari pasca-persalinan. Perempuan yang terkena sindrom ini umumnya membuat dirinya tidak mau berinteraksi dengan bayinya karena cenderung menganggap bayi yang dilahirkannya adalah beban bagi dirinya," lanjutnya.
Rentang waktu terjadinya Sindrom ini lebih cepat, dan jika gejalanya menetap bisa berkembang menjadi post-partum depression yang mana si penderita mulai kehilangan minat dan gairah hidup. Tidak menutup kemungkinan muncul keinginan bunuh diri dari si penderita.
Jika gejala menetap lagi, penderita berpotensi menjadi gangguan kejiwaan yang lebih berat lagi yaitu
psikosis. Pada Psikosis akan muncul gejala halusinasi, delusi dan gangguan realitas lainnya.
Kemudian, bagaimana cara mengatasi gangguan kejiwaan ini?
Sebaiknya, ada kewaspadaan dari Suami dan keluarga lainnya untuk mendeteksi adanya gejala-gejala tersebut. Misalkan, ketika ada kejanggalan atau tingkah laku yang tidak biasa dari istri, maka suami diharapkan dapat segera tanggap untuk membantu dan mendukung istri dengan berkonsultasi ke Dokter.
Selanjutnya, suami atau keluarga harus memberikan support maksimal kepada penderita dengan
menempatkan penderita di lingkungan yang nyaman dan membantu pekerjaan yang dirasakan beban
oleh penderita dalam mengurus bayi dan rumah tangga.
Mengingat bahaya yang cukup serius dari gangguan kejiwaan tersebut dan pentingnya konsultasi ke
dokter ahli, Konsula telah hadir sebagai platform penghubung masyarakat Indonesia dengan layanan
kesehatan. Konsula menyediakan sejumlah layanan konsultasi dokter dengan cara yang mudah, beberapa di antaranya adalah chat dokter dan telepon dengan dokter.
Fitur-fitur ini memungkinkan masyarakat Indonesia untuk berkonsultasi kapan pun dan di mana pun
mereka berada. Tak menutup kemungkinan bagi setiap user untuk berbincang dengan dokter via chat terutama saat mereka sibuk.
Tak hanya fitur konsultasi online, Konsula juga menyediakan fitur cari dokter, klinik, rumah sakit hingga puskesmas yang tersebar di wilayah Jakarta. Lewat fitur ini, pengguna aplikasi bisa mencari tahu dokter yang tepat untuk dikunjungi.
Setelah pengguna aplikasi menentukan dokter mana yang harus didatangi, maka ia bisa melakukan
pembuatan janji secara online yang akan dibantu oleh tim customer care Konsula. Pembuatan janji
dengan jadwal yang tertera di aplikasi.
Tentang Konsula
Konsula adalah sebuah platform berbasis aplikasi telepon genggam dan website karya anak bangsa yang menyediakan solusi kesehatan online. Aplikasi Konsula telah diluncurkan pada Desember 2015.
Saat ini Konsula Apps telah menjalani proses pembaharuan ke versi 1.0.7 Konsula memiliki fitur chat dokter, teledoc (telepon dokter), cari dokter dan E-Store. Chat dokter dan teledoc ditujukan untuk konsultasi non-diagnosis bersama tim dokter Konsula. Cari dokter adalah fitur yang bisa dimanfaatkan user dalam mencari dokter dan klinik yang tepat untuk berobat. Sedangkan E-Store akan membantu user mencari produk medis dan kecantikan dengan praktis.
Visi Konsula adalah membuka akses kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Dan saat ini, Konsula telah terhubung dengan lebih dari 2.371 dokter dan 940 klinik di Indonesia