TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di dunia ini, hampir semua orang ingin usianya bertambah tanpa bonus keriput dan masalahnya wanita seringkali lupa untuk merawat wajah dan menghindari sinar matahari sejak usia belia.
Seiring bertambahnya usia, produksi kolagen yaitu zat yang membuat kulit menjadi kenyal dan kencang, akan semakin berkurang.
Akibatnya, wajah akan dihiasi oleh bercak-bercak hitam dan keriput dan 'aksesoris' ini akan semakin banyak dan terbentuk lebih cepat jika seseorang malas menggunakan tabir surya dan hobi merokok.
dr Anna Gunawan SpKK dari RSKB Bina Estetika, cara terbaik untuk melawan keriput adalah mencegahnya dengan menghindari sinar matahari dan tidak merokok.
Bagaimana jika keriput sudah terbentuk, apakah ada cara untuk memuluskannya kembali?
"Keriput timbul karena berkurangnya kandungan kolagen pada kulit. Karena itu, untuk mengatasi keriput, kolagen jugalah yang menjadi obatnya," katanya saat temu media di aula RSKB Bina Estetika Menteng Jakarta Pusat, Kamis (29/9/2016).
Kolagen ini dapat dimasukkan ke tempat yang keriput melalui suntikan oleh dokter yang terlatih, untuk ‘mengisi’ kembali bagian-bagian kulit yang sudah tampak berkerut.
Walhasil, kulit akan tampak lebih kenyal dan kencang. Pilihan lain agar tampak selalu awet muda adalah penggunaan Botox.
Menurut dr. Anna, kulit adalah organ terluas pada tubuh manusia dan mencakup 16% berat tubuh manusia.
Kulit terdiri dari 3 lapisan, yaitu lapisan epidermis, dermis dan subkutan (hipodermis).
Epidermis merupakan bagian terluar kulit manusia yang bertugas mengatur banyaknya penguapan cairan tubuh dari kulit dan berfungsi pelindung sel serta jaringan di bawahnya.
“Tanpa adanya epidermis, tubuh akan cepat mengalami dehidrasi,” jelas dr. Anna.
Tepat di bawah epidermis terdapat lapisan kedua, yaitu dermis. Dermis merupakan tempat melekatnya pembuluh darah, saraf, dan folikel rambut.
Dermis merupakan tempat dibentuknya protein yang kita sebut sebagai kolagen yang juga salah satu protein yang paling melimpah di dalam tubuh kita.
"Sekitar 25-30 persen protein di tubuh manusia terbuat dari kolagen, misalnya pada jaringan konektif seperti tulang rawan dan tendon," katanya.
Kolagen adalah komponen protein utama yang membentuk dermis, salah satu lapisan terluar kulit setelah epidermis. Protein ini penting untuk menjaga kulit tetap kencang dan lentur.
“Ibarat kasur, ketika masih baru, ia masih kencang dan elastis. Lama-kelamaan, kasur akan kempes,” jelas dr. Anna.
Normalnya, kolagen berperan saat kita menggunakan otot-otot di wajah untuk tersenyum, mengerutkan kening, menyipitkan mata.
Namun, saat kolagen mengalami stress, ia justru dapat mengakibatkan munculnya garis atau bahkan keriput di wajah.
Perubahan pada kolagen dapat terjadi karena beberapa hal seperti karena bertambahnya usia, kolagen pada kulit mulai memecah dan kaku.
Saat kulit masih sehat, helaian-helaian kolagen masih sangat lentur sehingga kulit dapat kembali ke bentuk semula setelah kita tersenyum atau mengerutkan dahi.
Namun, ketika kadar kolagen mulai berkurang, kulit akan kehilangan elastisitas dan tidak kembali ke bentuk awalnya.
Tubuh membutuhkan suplai kolagen dalam jumlah yang cukup meski untuk mempertahankan dan mendapatkan kolagen tidaklah mudah.
Bahkan, sejak usia 25 tahun, tubuh mulai kehilangan kolagen sebanyak 1,5% setiap tahunnya.
Akibatnya, kolagen akan mengempes dan tidak mampu lagi menyokong lapisan terluar kulit. Saat itulah awal kulit menjadi keriput.
Saat ini, ada banyak produk kolagen yang beredar di pasar. Ada yang berupa krim, suplemen, hingga suntikan kolagen.
Lalu bagimana dengan modalitas lain, dalam hal ini suntik kolagen? Suntik kolagen bertujuan untuk mengisi dan mengganti kolagen alami dalam kulit.
“Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penyuntikan kolagen mampu mengurangi garis-garis pada kulit dan membantu memudarkan bekas luka,” jelasnya.
Normalnya, kolagen yang disuntikkan dari luar akan menggantikan kolagen pada lapisan dermis yang jumlahnya kian menurun seiring bertambahnya usia.
Kolagen dalam bentuk suntikan terbuat dari kulit sapi yang diproses dan ada juga yang sintetis.
Kolagen sintetis ini dikenal sebagai human collagen product yang banyak beredar di pasaran.
Meski diketahui memberikan manfaat yang baik pada kulit terutama untuk menghilangkan keriput, ternyata penyuntikan kolagen juga dapat menimbulkan beberapa risiko.
“Salah satu risiko terbesar penyuntikan kolagen adalah munculnya rekasi alergi,” jelas dr Anna.
Namun tidak perlu kuatir, untuk meminimalisir hal ini, umumnya dokter akan melakukan tes alergi terlebih dahulu.
Risiko lain yang mungkin terjadi di antaranya infeksi, munculnya jaringan parut, kulit yang mengelupas, dan lain-lain.
Penyuntikan kolagen dapat menimbulkan pembengkakan atau memar dalam waktu 24 jam setelah tindakan.
Pada daerah suntikan juga dapat timbul kemerahan, yang umumnya menghilang dalam waktu 1 hingga 7 hari.
Setelah menjalani penyuntikan kolagen, pasien masih bisa menggunakan make-up tetapi dengan menghindari menggosok daerah suntikan secara berlebihan.
Hindari paparan sinar matahari berlebih atau konsumsi alkohol pada minggu pertama setelah suntikan.
Efek pemberian suntikan kolagen tidak bersifat permanan.
Ini karena tubuh akan menyerap kolagen yang disuntikkan sehingga penyuntikan kembali mungkin diperlukan.
Manfaat suntik kolagen dapat dirasakan rata-rata selama 3 bulan, meski ada juga yang melaporkan hingga mencapai 2 tahun.