TRIBUNNEWS.COM - Saat ini, kehadiran robot seks belum sepenuhnya dapat diterima masyarakat luas.
Namun pada tahun 2050 nanti, robot ini diprediksi dapat menggantikan manusia dan akan menjadi bagian normal kehidupan.
Sebagaimana dikutip dari situs berita Rusia Sputnik News, para produsen terus berupaya menciptakan robot seks yang sangat mirip dengan manusia.
Robot ini memungkinkan penggunanya untuk melakukan semua hal yang diinginkannya.
Di tahun 2050 nanti, ahli memprediksi rumah bordil dan klub strip akan menggunakan robot seks untuk memuaskan para pelanggan.
Ini diperkirakan akan menjadi bagian normal kehidupan.
Prediksi ini menimbulkan kekhawatiran akan dampak negatifnya.
Bila dilihat dari sisi positif, penggunaan robot seks menurut para peneliti dapat menawarkan cara yang lebih murah dan aman, untuk mengekspresikan fantasi seksual seseorang.
Selain itu bila mengikuti prosedur yang disarankan, robot seks dapat mengurangi risiko penularan penyakit seksual.
Namun di luar semua itu, beberapa ahli khawatir akan dampak negatif bila batas antara manusia dan robot sudah kabur.
Catrin Misselhorn, seorang ahli asal Jerman khawatir, fantasi seseorang ketika menggunakan robot akan disalurkan ke dalam kehidupan nyata.
Sedangkan majalah German Spiegel Online mengutip pendapat seorang ahli bahwa orang yang melakukan kontak dengan robot seks akan membayangkan manusia nyata, dengan siapa sebenarnya ia ingin menyalahgunakan atau menganiaya.
Namun ahli Undine de Riviere meyakini, robot tetap tak dapat menggantikan manusia karena mereka tak memiliki emosi.
Meskipun seseorang datang ke rumah bordil, terkadang seseorang juga mengharapkan adanya suatu keintiman.
Hanya saja masih menjadi pertanyaan, apakah kehadiran robot seks dapat menyalurkan hasrat seksual yang menyimpang?
Misalnya seorang pedofilia atau orang yang suka melakukan kekerasan ketika berhubungan seksual. (*)