TRIBUNNEWS.COM - Sudah sering latihan namun masih tak kuat lari jarak jauh, jawabannya bisa jadi karena gen dalam tubuh Anda.
Mungkin Anda pernah bertanya apa yang membuat pelari sukses begitu kuat dalam menyelesaikan perlombaan lari jarak jauh.
Ternyata, peneliti menemukan bahwa selain melakukan latihan intens, pelari sukses secara genetik juga cenderung menghasilkan lebih sedikit kreatin kinase dan mioglobin, yaitu protein dalam darah berhubungan dengan kerusakan otot, di dalam tubuh mereka.
Artinya, semakin sedikit tubuh menghasilkan “protein beracun bagi otot” tersebut, maka akan lebih sedikit kerusakan serat otot, sehingga kemampuan berlari bisa menjadi lebih baik.
Para peneliti Spanyol memeriksa tujuh gen dari 71 pelari maraton berpengalaman untuk mendapatkan kesimpulan tersebut.
Mereka mengukur tingkat kerusakan otot pada masing-masing peserta dengan menguji darah dan senyawa yang dilepaskan ketika otot menjadi tegang atau rusak, seperti setelah berlari jarak jauh atau maraton.
Para peneliti mengatakan, bahwa untuk menyelesaikan lari maraton, seseorang pelari membutuhkan sekitar 30.000 langkah, sementara kaki akan menahan antara 1,5 dan 3 kali berat badan pelari pada setiap langkahnya.
“Saat terjadi kerusakan yang lebih besar pada serat otot, maka seseorang akan lebih cepat merasa lelah.”
Tetapi para ilmuwan menambahkan, bahwa temuan mereka bukan alasan untuk berhenti berlatih.
Walau sebagian orang memiliki profil genetik yang menguntungkan untuk dapat berlari jarak jauh, tetap menjalani pelatihan khusus dapat membantu tubuh untuk mempersiapkan diri. (*)