TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sembilan desainer Indonesia tampil di pameran terbesar di Eropa Timur Collection Première Moscow (CPM) yang berlangsung mulai 30 Agustus-2 September 2017.
Event CPM diikuti 27 negara seperti Indonesia, Rusia, Perancis, Tiongkok, Jerman, Italia, India, Turki, Jepang, Spanyol, Ukraina dan Swedia dan menampilkan lebih dari 1000 merek fashion internasional.
Keterangan pers KBRI Moskow hari ini, Jumat (1/9/2017) menyebutkan, Indonesia menampilkan 9 merek fashion dari Dian Pelangi, Kabana by Itang Yunasz, Ekuator, Huraira Leather Bag, Kasha by Sjully Darsono, Kalyana, Devyros, Teha Bags dan Warnatasku.
Rancangan desainer Indonesia tidak hanya dipamerkan di paviliun Indonesia, tapi juga diperagakan oleh model-model Eropa di acara fashion parade yang digelar panitia di ruangan khusus fashion show yang hadiri banyak pengunjung.
“Saya ingin sekali melihat paviliun Indonesia. Koleksi pakaiannya sangat bagus-bagus,” kata Yanina Litvinovich, warga Rusia asal St. Petersburg setelah menyaksikan fashion parade Indonesia.
Dian Pelangi yang baru pertama kali berkunjung ke Moskow melihat adanya peluang pasar yang besar bagi produk pakaian Indonesia, termasuk pakaian muslim. Menurutnya, Rusia tidak seperti yang dibayangkan sebelumnya. “Rusia sangat menarik dan memiliki penduduk Muslim yang cukup besar”, kata Dian.
Keikutsertaan Indonesia di CPM ini untuk kedua kalinya difasilitasi oleh Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah Kementerian Perindutrian RI. CPM ang merupakan salah satu pameran dagang fashion terkemuka di Eropa dan menawarkan spektrum fashion lengkap.
Pembeli tidak hanya datang dari Rusia, namun juga dari berbagai negara di Eropa. Mereka dapat bertemu langsung dengan produsen untuk melakukan pemesanan dan transaksi.
“Alhamdulillah, ada pemesanan dari pembeli asal Polandia sebanyak 200 ribu buah tas,” kata Siti Huraira, pemilik Huraira Leather Bag yang berbasis di Surabaya. “Ada juga peminat dari Armenia,” tambahnya.
Duta Besar RI untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi mendorong dan mendukung penuh pelaku usaha Indonesia untuk meraih pasar Rusia dan Eurasian Economic Union.
“Tekstil dan garmen Indonesia masuk dalam daftar 10 besar produk ekspor Indonesia ke Rusia,” kata Wahid Supriyadi.
Ditambahkannya, produk pakaian dengan motif batik dan tenun mulai dikenal di Rusia, setelah diselenggarakan Festival Indonesia di Moskow tahun 2016 dan 2017. Oleh karena itu, keikutsertaan Indonesia pada CPM dapat semakin memperkenalkan produk fashion Indonesia di Eropa Timur, khususnya Rusia.