TRIBUNNEWS.COM - Suka atau tidak, pembangunan infrastuktur di sepanjang pantai utara pulau (Pantura) Jawa masih akan tetap memperoleh prioritas tertinggi dari pemerintah. Jalur ini berperan paling strategis dalam perekonomian Indonesia.
Boleh dikatakan, jalur ini bahkan bisa menentukan hitam atau putihnya perekonomian pulau Jawa bahkan nasioanal.
Kenyataan ini tentu saja ikut mendorong para pengelola Meikarta mempercepat realisasi pembangunannya. Percepatan ini menjadi sangat penting karena Meikarta berada di kawasan Pantura yang menjadi fokus terpenting pembangunan industri nasional.
Bayangkan, 59 persen PDB Indonesia disumbangkan oleh pulau Jawa, tempat dimana hampir 160 juta dari sekitar 260 juta penduduk Indonesia bermukim. Perekonomian Pulau Jawa sendiri sangat tergantung pada kelancaran arus barang Pantura, yang sudah sejak zaman penjajahan dianggap sebagai urat nadi perkenomiannya.
Didorong nilai strategis lalu lintas Pantura, pada 1808 Gubernur-Jenderal Herman Willem Daendels, membangun jalan Anyer-Panarukan sepanjang 1000 kilometer yang menyusuri Pantura. Pembangunan dituntaskan dalam waktu tiga tahun menggunakan sistem kerja paksa sehingga puluhan ribu jiwa melayang.
Alasan Belanda ketika itu, selain untuk kepentingan militer, tanah di kawasan Pantura sangat subur, dan ombak lautnya kecil sehingga cocok untuk pelabuhan.
Maka jangan heran bila pelabuhan pelabuhan besar kebanyakan berada di Pantura. Pelabuhan terbesar dan memainkan peran paling strategis dalam perekonomian nasional saat ini adalah Tanjung Priok, Tanjung Emas, dan Tanjung Perak. Semua berada di pesisir utara pulau Jawa.
Pesisir selatan pulau Jawa tidak dipilih karena tidak bersahabat. Sebagian besar pantainya curam dan penuh karang tajam, sedangkan ombaknya besar dan berbahaya.
Bila kawasan Bekasi memperoleh keuntungan terbesar dari pembangunan Pantura, ini karena terletak di pinggir jalan tol yang terkoneksi dengan jalur Pantura.
Jalan tol ini kini bahkan sedang dikembangkan sampai ujung timur pulau Jawa yaitu Banyuwangi.
Bekasi, dimana Meikarta berlokasi, lebih beruntung ketimbang kebanyakan kawasan lain karena bertetangga langsung dengan Jakarta. Kota terbesar di Indonesia yang sedang kewalahan menghadapi peningkatan kepadatan penduduk, polusi, dan kelangkaan lahan.
Dengan kondisi Jakarta yang serba sulit, Industrialisasi dan perkembangan kawasan pemukiman Bekasi bakal makin kencang. Di kabupaten ini Banyak lahan masih banyak tesedia. Secara umum, harga Tanah disana bahkan tak sampai separuh Jakarta.
Kenyataan tersebut jelas memainkan peran penting di balik membludaknya peminat Meikarta. Apalagi berbagai pembangunan infrasruktur oleh pemerintah akan membuat Bekasi terintegrasi dengan Jakarta. Maka arus barang dari dan ke pusat pusat industri di Bekasi ke wilayah lain bahkan luar negeri akan jauh lebih lancar dan murah.
Pemerintah Kabupaten Bekasi sendiri telah mencanangkan, tahun ini pembangunan infrastruktur dan penyederhaan sistem perizinan harus dipacu lebih kencang. Tujuannya adalah agar Bekasi sanggup mengikuti pembangunan berskala nasional, baik yang tengah dilakukan pemerintah pusat maupun swasta.
Dalam situasi seperti ini, keputusan pengelola Meikarta untuk mempercepat realisasi pembangunan adalah tepat. Apalagi kebutuhan masyarakat untuk tinggal di pemukiman yang nyaman sedang meningkat pesat. Nyaman yang dimaksud adalah bebas macet, sehat, hijau, aman, dan memiliki berbagai falitias termasuk institusi pendidikan berkualitas tinggi dari taman kanak kanak sampai universitas.