TRIBUNNEWS.COM - Lekukan perbukitan di kawasan hutan alam di Raja Ampat, Papua begitu menggoda hati Geraldus Sugeng. Hasilnya? Sebuah rancangan dia beri label The Harmony of Arch.
Lewat karyanya itu Sugeng ingin mengabadikan kecantikan alam di kawasan Indonesia bagian timur tersebut.
“Saya terpesona pada alam Raja Ampat yang belum terjamah ini, begitu natural dan sangat menawan,” kata Sugeng kepada Surya.co.id, Selasa (26/9/2017).
Tak hanya hutannya yang masih asri, Sugeng pun tertarik pada kecantikan burung cendrawasih yang jadi ikon Papua.
“Tak salah bila ada yang bilang cendrawasih itu bird of paradise!” serunya.
Perpaduan keindahan alam dan burung cendrawasih ini pula yang kemudian dia tuangkan dalam karya rancangannya.
Agar sesuai suasana alam aslinya, Sugeng menggunakan warna-warna cenderung gelap, seperti hitam dan hijau tosca gelap.
“Semata agar mencerminkan atmosfer hutan yang liar,” papar Geraldus Sugeng sambil menambahkan gaun yang mencerminkan keindahan pesona Papua itu sempat dia bawa ke pentas New York Fashion Week 2017.
Untuk rancangannya kali ini Sugeng menggunakan bahan emboss scuba, shimmer duce, dan geometric lace.
Gaun malam karyanya ini dia rancang dalam bentuk one piece dan ada pula yang two pieces.
Untuk cuttingnya, The Harmony of Arch ini menggunakan gaya mermaid line.
“Ekornya tidak terlalu panjang, tapi full menutup bagian kaki,” ucapnya.
Agar kesan burung cendrawasih menonjol maka Sugeng sengaja membuatnya dalam wujud tiga dimensi lewat perpaduan aplikasi border dan brokatnya.
“Payetnya juga untuk menimbulkan unsure 3 dimensinya,” imbuh Sugeng.
Menurut Sugeng, riasan yang pas buat busana seperti rancangannya itu adalah yang senada dan tidak terlalu mencolok.
“Kesannya tetap harus natural, dengan menekankan smokey eyes pada bagian mata,”
tandasnya.
Rancangan gaun malam ini diakui Sugeng pas buat wanita aktif usia 25-30 tahun.
“Cocok buat wanita muda yang berkarakter,” pungkasnya.