Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, LOMBOK UTARA - Kebiasaan mendongeng di tengah masyarakat mulai ditinggalkan. Hal itu diakui oleh story teller Nindia Maya.
"Sudah semakin sedikit mau mendongengkan lagi untuk anak-anaknya," kata Nindia di gedung Gondang, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, NTB, Kamis (21/12/2017).
Padahal, menurut Nindia, setiap orang tua memiliki bakat mendongeng dan memiliki modal imajinasi yang luas dari cerita dongeng Indonesia di berbagai daerah.
"Indonesia ini kan budaya berceritanya kuat ya, budaya dongengnya banyak, banyak cerita-cerita yang dongeng dari berbagai daerah. Jadi sebenarnya kita sudah punya modal itu," lanjutnya.
Dengan modal tersebut, perempuan asal Surabaya, Jawa Timur ini, percaya dongeng itu mudah. Menurutnya, orang tua hanya butuh memotivasi diri mendongeng untuk anak-anaknya.
"Harus yakin sama diri sendirinya dulu bahwa dongeng itu memang sesuatu yang bermanfaat buat anak. Kita yakini bahwa itu penting, harus nih dongeng," ucap Nindia.
Bagi orangtua, katanya menambahkan, tak perlu ribet memikirkan teknik mendongeng.
"Abaikan segala macam teknik. Mendongeng itu ngobrol saja, komunikasi seperti ngobrol sama teman, atau sama ibu-ibu yang lain. Dongeng itu pada dasarnya komunikasi dua arah, jadi ya mudah," jelas lulusan Universitas Airlangga ini.
Nindia menjelaskan banyak manfaat mendongeng untuk anak-anak. Di antaranya, mendekatan hubungan emosional antara orang tua dan anak.
Anak-anak juga bisa memiliki imajinasi lebih luas dan tentunya kreatif.
"Itu manfaatnya, anak-anak akan mendapatkan pesan-pesan baik tanpa mereka merasa digurui," tandasnya.(*)