Baca tanpa iklan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fx Ismanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satu tahun berkiprah di dunia modest fashion, rumah butik The Shahdan hadirkan 14 koleksi desainer terbaru yang dikemas dalam tema Romantic. Tema ini hadir turut memberi spirit baru dalam tren busana muslim 2018. Tak hanya menghadirkan koleksi yang sekedar stylish, namun juga memiliki material berkualitas tinggi sekaligus nyaman dikenakan.
Sedangkan unsur stylish terlihat dari desain busana yang variatif serta mudah di-mix and match sesuai dengan kebutuhan, atau biasa disebut busana "Ready to Wear". Koleksi ini hadir dalam rangkaian modest fashion mulai dari unik hingga dress cantik bergaya glam, festive, hingga celebrity style. Ini sangat ideal untuk perempuan Indonesia yang ingin tampil stylish dan anggun.
The Shahdan lahir dari ide cemerlang Irwansyah, desainer muda jebolan Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) menawarkan konsep sebagai etalase busana 'limited edition'. "The Shahdan lebih banyak memajang koleksi busana pesta, yang saya kira belum ada kompetitornya. Dalam satu tahun ini, saya berharap The Shahdan bisa menjadi salah satu destinasi wisata belanja busana muslim ternama di Jakarta," ungkap Irwansyah, Managing Director The Shahdan.
Ada 14 desiner termuka tanah air yang turut bergabung di The Shahdan. Terdiri dari Leny Rafael, Chintami Atmanegara, Rizky Permatasari, Gaia by Winny Adam, House of Hanum by Hanum, Yoyo Pasetyo, Rasyid Salim, Adelina, Aleyka, Jelibseda, KNW by Sari Kurnia, Roemah Katumbiri by Dinie Katumbiri.
Seperti desainer Dinie Katumbiri dengan brand Roemah Katumbiri menawarkan mode desain etnik nusantara. Karya Dinie dalam tema Romantic lebih mempresentasikan busana modern, etnik serta elegan. Sejauh ini, Dinie cukup nyaman bergabung dengan The Shahdan, karena menurutnya lokasinya cukup strategis. Dinie secara periodik kerap menghadirkan desain baru di The Shahdan. " Pergantian periodik ini tentunya sangat baik bagi konsumen", ungkapnya.
Begitu juga dengan desainer Andelina, walau lebih menawarkan busana dengan konsep formal, ia juga memiliki desain etnik model Jumputan khas Palembang. Desain etnik miliknya terlihat lebih simple serta elegan.
Sementara desainer Leny Rafael yang memiliki brand Leny Rafael, sejak awal bergabung dengan The Shahdan. Bahkan beberapa karyanya mulai mencuri perhatian publik. Terutama melalui desainnya yang dipadupadankan dengan tenun Troso khas Jepara. Leny fokus mengembangkan tenun Troso ready to wear. "Bersama The Shahdan karya karyaku lebih mudah dijangkau publik, bahkan konsumen dari Malaysia tahu karyaku sewaktu dipajang di The Shahdan", ungkap Leny Rafael, saat konprensi pers di butik The Shahdan, FX Mall Sudirman, Jakarta Selatan (2/2).
Lewat Tenun Troso Leny Rafael mengolah keindahan kain khas Jepara ini. Leny menghadirkan tenun Troso yang dipadu dengan bahan satin, organsa, sutra dan sifon. Motif tenun Troso didominasi oleh motif berkarakter kekayaan flora dan fauna. Motif ini mirip dengan motif kain tenun khas Indonesia Timur.
Tenun Troso berasal dari Desa Troso Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, yang proses pembuatannya cukup rumit dan memakan waktu lama. Melalui karya Leny Rafael, tenun Troso mulai dikenal sampai dinegeri Jiran, Malaysia.