Sementara itu, seniman KP Hardi Danuwijoyo menyebut Aurora Santika sebagai perempuan yang mempunyai “hoki” besar.
"Hoki besar tadi, saya kira yang membuat dia mudah melakukan aktivitas, dan berjodoh melakukan pameran di Taman Ismail Marzuki, di GaIIery Cipta II untuk one man show. Suatu keberuntungan yang tak bisa dipungkiri, barangkali bisa membikin iri teman-teman pelukis seumur dia." terangnya.
Karya Ara jelasnya bisa disebut neo-surrealism atau mudahnya disebut kontemporer. Yang dominan adalah dalam memilih subyek psikologis bertolak dari dirinya sendiri.
Hal ini akan menimbulkan berbagai tafsiran “unik” dan juga bisa menjadi runtutan perjaIanan kisah tersendiri apabila mengikuti perkembangan Iukisan-Iukisan yang diciptakannya dari tahun ke tahun.
"Saya kagum dengan dia ketika memiIih warna, yang otomatis menjadi ke khasannya, yaitu warna ultraviolet, ultramarine blue yang sangat dikuasai. Perpaduan warna yang digunakan oleh Ara, menciptakan kesan dan suasana "fantasi” Iayaknya di film atau game," urainya.
Karya Ara Dukan sekedar pemberontakan menembus batas sebagai seniman muda, tetapi ada negasi terhadap persoalan aktual faktuaI yang terjadi disekitarnya.
"Sangat idealis, ia tidak terpengaruh oleh tuntutan pasar Iukisan yang sedang ngetren saat ini, melainkan dia berusaha untuk menciptakan pasarnya sendiri. Barangkali ia tak mau politik. Ia mencari dunianya sendiri yang nyaman bagi dirinya,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Aurora Santika mengatakan pameran tunggal berjudul “Breaking Through" ini merupakan Iangkah awal menapaki dunia profesionalitas seni rupa. Hal ini juga sekaligus perkenalannya dengan Iingkaran seni rupa di Jakarta.
“Saya harap karya-karya daiam pameran ini dapat diterima dengan baik oleh masyarakat penikmat seni di Jakarta serta dapat meramaikan wacana sepak terjang perupa perempuan di Indonesia,” harapnya.
Ara mengaku senang membuat karya yang menceritakan suatu kisah yang bermakna. Sebab, karya seni yang baik adalah karya yang ‘bercerita’ dan dapat menginspirasi pengamatnya untuk berpikir serta berbuat kebaikan baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Karenanya, kisah yang
disampaikan melalui karya-karyanya merupakan kisah yang terinspirasi dari pengalaman hidup baik yang dialami sendiri secara langsung maupun diamati dari sudut pandang pihak ketiga.
“Problematika seperti bullying dan hingga kekerasan seksual yang terjadi di Iingkungan sekitar menjadi tema yang panting bagi saya untuk diangkat menjadi karya seni Iukis," pungkasnya.