News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

3 Hal yang Harus Kamu Perhatikan Sebelum Kembali di Pelukan Mantan, Jangan Tiru Bieber dan Selena!

Penulis: Bobby Wiratama
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Justin Bieber dan Selena Gomez ketika masih pacaran

TRIBUNNEWS.COM - Istilah Cinta Lama Bersemi Kembali (CLBK) pasti sudah tak terasa asing lagi bukan?

Istilah ini sendiri sepertinya lebih banyak terlihat saat kamu menonton film-film asmara ataupun sinetron

Berbeda dengan dunia nyata, kita kerap saja melihat 2 karakter utama yang sejak episode awal dijodohkan pasti akan kembali bersama meski berkali-kali bertikai.
 
Meski terlihat so sweet di drama, kelakuan putus nyambung putus nyambung justru bisa dibilang tidak sehat bila terjadi di dunia nyata.

Tidak peduli betapa hancurnya perasaan kita saat harus berpisah dengan kekasih, tapi kembali membuka hati untuk sang mantan umumnya bukanlah ide yang bagus.

Melansir dari artikel Matt Lundquist, seorang terapis pasangan di New York, dalam majalah Women's Health, perilaku ini akan menimbulkan efek yang begitu buruk.

"Jika sebuah hubungan berakhir karena suatu alasan, ide untuk kembali bersama seringkali menjadi hal yang buruk," kata Matt.

Contohnya, lihat saja hubungan pasangan fenomenal Justin Bieber dan Selena Gomez .

Sempat tampak bahagia setelah kembali memadu kasih, akhirnya keduanya kembali putus beberapa waktu lalu.

Hal seperti inilah yang kemungkinan akan terjadi bila kamu balikan lagi dengan mantan.

Maka dari itu, keputusan untuk kembali di pelukan mantan harus dipikirkan masak-masak.

Kenyataannya, meski beberapa mengalami kegagalan pasca rujuk kembali, ada banyak pasangan lainnya yang kembali bersama tetapi dapat berakhir dengan bahagia dan memiliki hubungan yang langgeng.

Untuk membantu kamu menemukan jawaban untuk balikan atau tidak, berikut ini ada tiga alasan yang harus kamu pikirkan masak-masak untuk kembali dalam pelukan mantan.

1. Kamu dan sang mantan telah berubah

Lunquist menyarankan, kamu harus memikirkan kembali secara detail mengenai hubungan dengan sang mantan.

"Jika kamu tidak bisa menemukan keseriusan diri pada kedua hal tersebut, itu dijamin akan berakhir dengan cara yang sama," ucapnya.

Dengan kata lain, jika kamu dapat menerima pelajaran dari hubungan yang gagal dan bagaimana hal tersebut membuat kamu tumbuh menjadi individu yang lebih baik, kesempatan kedua mungkin bukan ide buruk.

2. Situasi telah berubah

Linquist mengatakan, terkadang peprisahan terjadi karena waktu yang tidak tepat untuk menjalin sebuah hubungan.

Jika hal ini terjadi, ada kemungkinan besar hubungan tersebut bisa diperbaiki kembali.

Banyak hubungan berakhir karena faktor lingkungan seperti jarak dan pekerjaan.

"Jika dia menyelesaikan sekolah pascasarjana di negara lain dan sekarang telah pulang kembali atau kamu telah mendapatkan pekerjaan baru yang situasinya lebih baik, mungkin sudah waktunya untuk kembali mencoba," ucapnya.

Pastikan semua yang ada tersebut benar-benar telah berubah.

Jangan hanya karena mantan kamu berjanji akan berubah maka kamu tergoda untuk menerimanya kembali.

3. Pemikiran kamu telah berubah

Jangan berpikir untuk kembali dalam pelukan sang mantan hanya karena kamu belum bisa menemukan orang baru.

"Itu alasan yang mengerikan untuk kembali bersama. Hal penting lainnya, jangan pernah kembali bersama hanya karena alasan ekonomi," ucap Lunquist.

Lunquist juga menyarankan agar kita mengajukan pertanyaan, "apa yang telah berubah?" sebelum memutuskan untuk kembali bersama.

Lalu, jika kamu putus karena alasan usia yang masih terlalu muda untuk menjalin kisah cinta, coba kembali nilai kembali perasaanmu itu.

Kamu juga bisa mencoba untuk membuka hati bagi orang lain.

Dengan cara ini, bisa jadi  kamu akan merasa bahwa mantan kekasih adalah orang yang Anda cari selama ini.

"Kuncinya adalah kamu harus benar-benar jujur pada diri sendiri," kata Lundquist.

(Tribunnews.com/ Bobby Wiratama)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini