TRIBUNNEWS.COM - Seorang pria menjadi lumpuh ketika ia makan siput saat sedang berpesta dengan teman-temannya.
Dilansir Tribunnews.com dari Metro.co.uk pada Senin (2/4/2018), Jimmy Galvin dan Sam Ballard sedang minum bersama sekelompok teman di sebuah pesta pada tahun 2010.
"Kami sedang duduk dan minum anggur merah, mencoba bertingkah seperti orang dewasa dan siput datang merangkak," kata Jimmy kepada The Project.
Percakapan antara keduanya pun muncul.
"Haruskah saya memakannya?" tanya Sam saat itu dan pergi mendekati siput dan seketika kejadian itu pun terjadi.
Baca: PPP: Pernyataan Elite Mental Maling Bisa Membuat Gaduh
Sam jatuh sakit parah beberapa jam setelah menelan seluruh tubuh siput.
Di rumah sakit, dokter menemukan bahwa dia terinfeksi bakteri lungworm tikus.
Bakteri itu menginfeksi Sam hingga kini usianya sudah menginjak 28 tahun.
Ia jatuh koma selama 420 hari setelah berkontraksi dengan eosinophilic menongoencephalitis, salah satu untaian meningitis.
Sam menghabiskan waktu tiga tahun di rumah sakit dan sekarang ia menggunakan kursi roda seumur hidup dan ia terus menderita kejang-kejang.
Penyakitnya tersebut membuat Sam menjadi lumpuh.
Teman yang lain, Michael Sheasby menggambarkan pertama kali dia masuk ke kamar rumah sakit setelah insiden tersebut.
"Ketika saya berjalan masuk, dia sangat kurus dan ada kabel di mana-mana, itu adalah kejutan besar," katanya.
Katie Ballard, ibu Sam, mengatakan bahwa dia tidak menyalahkan anak-anak karena keberanian konyol mereka atau putranya yang memutuskan untuk mengambil siput tersebut.
Dia mengatakan bahwa anak laki-laki saat itu hanya menemani Sam dan dia tidak bisa menyalahkan mereka.
Tetapi Katie sebelumnya mengakui bahwa penyakit yang diidap Sam ini telah memukul keluarganya.
"Rasanya hancur, mengubahkan hidup kami dan Sam selamanya," kata sang ibu.
"Dampaknya sangat besar," tambahnya.
Ketika Sam kelua dari rumah sakit Sydney dengan kursi roda setelah tiga tahun jatuh sakit, teman-temannya pun memutuskan untuk ada di samping Sam.
Melalui acara penggalangan dana 'Team Ballard', keluarga ini berhasil mengumpulkan cukup uang untuk membayar perawatan 24 jam 7 hari yang diperlukan Sam.
Tapi tahun lalu ibu Sam mengalami pukulan baru ketika tinjangan cacat yang didanai pemerintah milik putranya dipotong.
Pada tahun 2016, Katie Ballard mendaftar ke National Disability Inscurance Scheme (NDIS) ketika Sam memenuhi syarat untuk paket 300 ribu Poundsterling atau sekitar Rp 5,7 milyar.
September lalu, tanpa peringatan, NDIS mengirim SMS kepada Ballard untuk mengatakan peninjauan kembali rencananya yang telah dipotong alokasinya menjadi sekitar 75 ribu Poundsterling atau sekitar Rp 1,7 milyar.
Baca: Dikeroyok Temannya, Bocah Asal Kutim Tewas
Pemotongan dana besar-besaran tanpa penjelasan dan perawatan sepanjang waktu berarti keluarga Ballard sangat berutang dan saat ini berutang jasa keperawatan sebesar 25 ribu Poundsterling atau sebesar Rp 483 juta.
(Tribunnews.com, Natalia Bulan Retno Palupi)