Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bisnis fashion berbasis online di Indonesia kini bertambah meriah lagi dengan hadirnya Zilingo, brand marketplace produk-produk fashion dan gaya hidup.
Sebelum masuk pasar Indonesia, Zilingo sudah terlebih dulu hadir di beberapa negara Asia Tenggara. Di Indonesia, kehadiran marketplace online ini ditandai dengan prosesi peluncurannya di Jakarta, akhir pekan lalu.
Sebagai diferensiasi dari marketplace fashion yang sudah ada, Zilingo mencoba menghadirkan ragam produk fashion dan lifestyle dengan pilihan produk yang luas.
Baca: Adu Kuat Dendang Lagu Rizky Febian, 3 Finalis Indonesian Idol Unjuk Kebolehan Malam Ini
Zilingo memposisikan diri sebagai e-commerce fashion dan lifestyle yang #AlwaysTrending, memberikan konsumen pilihan tren terbaru dan akses kepada lebih dari 2 juta gaya untuk kesempatan, beragam brand, dan dengan pilihan harga yang sangat bervariasi.
Menandai kehadirannya di pasar lokal, Zilingo menghadirkan kampanye #SIAPASIHLO untuk menunjukkan bahwa tiap individu memiliki keunikan gaya dan membawa tren sendiri.
Konsepnya yang ingin mereka hadirkan melalui kampanye ini adalah bahwa setiap orang harus mempunyai kebebasan untuk mengekspresikan diri mereka melalui fashion dan menyasar konsumen milenial di rentang usia 16 sampai 35 tahun yang mudah bosan dengan tren fashion.
Intinya, fashion adalah tentang keragaman, mix and match, Zilingo mengundang setiap pengguna untuk menemukan apapun yang mereka suka, semuanya dalam satu tempat.
Karena kuat menyasar pasar milenial, Zilingo mendaulat artis Pevita Pearce sebagai brand ambassador. Pevita dinilai mewakili karakter milenial yang memiliki percaya diri tinggi dan berani memberikan statement lewat gaya-gayanya.
Zilingo didirikan oleh Ankiti Bose dan Dhruv Kapoor pada bulan Oktober 2015 untuk menghubungkan pecinta mode di seluruh Asia dengan pilihan fashion yang sangat beragam.
Saat bepergian melintasi Thailand, Indonesia, dan Filipina, dirinya menemukan fenomena menarik, banyak orang yang menjual semua jenis pakaian secara offline - dari t-shirt bersablon slogan hingga gaun maxi, dari pakaian formal hingga sepatu kulit.
"Hal itu kemudian membuat saya berpikir mengapa pedagang-pedagang ini tidak berjualan secara online, dari sanalah ide Zilingo tercetus,” kata Bose, Co-Founder & CEO Zilingo.
Bose mengatakan, tTidak ada di dunia ini perusahaan e-commerce yang bergerak secara horizontal yang juga memahami soal fashion.
Hal ini unik karena selain keuntungannya tinggi, juga sangat bergantung pada siklus yang bergerak cepat dan memiliki nuansa tersendiri.
Tidak seperti membeli deterjen atau elektronik, fashion lebih mengenai selera, individualitas dan tren. Ini membutuhkan pendekatan yang berbeda dari e-commerce pada umumnya.