TRIBUNNEWS.COM, PASURUAN - Taufik Suwandi ini sangat kreatif. Warga Desa Kenep, kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan ini sekarang dikenali banyak orang.
Kenapa ? karena pria berusia 40 tahun ini menyulap paralon bekas menjadi lampus hias. Bahkan, dia membuat paralon bekas ini memiliki daya jual yang tinggi di pasaran.
Ia menjadikan paralon sebagai desain atau bahan dasar membuat lampu hias. Ide kreatifnya ini sempat terpatahkan, karena untuk bisa membuat satu lampu hias berbahan dasar paralon ini, ia sempat 10 Kali gagal saat uji voba pertama kalinya dulu.
Kehadiran lampu hias yang terbuat dari paralon ini bisa menjadi obat bosan dengan lampu malam yang itu-itu saja.
Lampu itu berwarna-warni. Ada yang warnya hijau, ada pula yang warnanya biru , merah dan lainnya. Sepintas dilihat, tampilan wadahnya seperti terbuat dari kertas. Namun, setelah didekati, ternyata terbuat dari paralon.
Yang menarik, ada ukiran pada wadahnya. Ukirannya memiliki desain yang beragam. Ada bunga, binatang dan berbagai design lainnya. Desain seperti ini cocok jika dipajang di kamar ataupun ruang tamu. Besar kemungkinan, bisa mempercantik ruangan.
Lelaki yang juga seorang pelukis tersebut, baru beberapa bulan terakhir menekuni pembuatan lampu hias. Ia kepincut membuat lampu hias, seiring ketertarikannya untuk melukis di media yang berbeda.
“Kalau melukis di media kertas ataupun kanvas, sudah biasa. Saya ingin, membuat suata media lukis yang tidak umum,” katanya.
Ide itupun, dikatakan bapak dua anak ini, awalnya diaplikasikannya menggunakan bambu. Sepotong bambu ia pakai, untuk menyalurkan idenya. Namun, angan-angannya tak sesuai kenyataan. Karena, uji coba menggunakan bambu gagal total. "Bambunya pecah. Dan lagi, sangat susah,” jelasnya.
Taufik sampai kehabisan ide untuk mencari bahan yang pas, menyalurkan idenya ini, melukis di media selain kertas dan kanvas. Hingga beberapa hari kemudian, ide itu muncul di benaknya. Yakni, dengan menggunakan paralon.
Ia kemudian membeli paralon putih. Paralon itu dipotong hingga seukuran 20 sampai 30 sentimeter. Selanjutnya, paralon itu dilubanginya. Lubang-lubang tersebut dibuatnya dengan menggunakan bor.
Agar terbentuk gambar yang diharapkan, sebelum dibor, paralon tersebut dibuatkan pola. Caranya dengan menggunakan kertas yang digambar sesuai keinginannya. Selanjutnya, gambar itu ditempelkan ke paralon dan diberi cahaya.
Selanjutnya , kata dia, gambar itupun diblat, hingga terbentuk di paralon. Begitu tergambar di paralon, pengeboran pun dilakukan. “Saya buat pola dulu, baru kemudian dibor mengikuti pola yang tergambar di paralon,” terangnya
Mulanya, memang tak mudah. Ia berulang kali mengalami kegagalan, untuk mengaplikasikan idenya. Berkali-kali paralon yang sudah dibuat pola, pecah ketika dibor. Tercatat, sekitar 10 kali ia gagal dalam uji coba. Sebulan lamanya ia melakukan uji coba tersebut.