TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Profesi gadis ring jadi perbincangan akhir-akhir ini di media sosial Indonesia, sebabnya, seorang gadis ring bernama Siva Aprilia.
Siva Aprilia menjadi perhatian publik setelah video yang merekam insiden tak terduga ia alami saat menjadi gadis ring dalam pertarungan Mix Matrial Art (MMA) One Pride di TV One, viral.
Tanpa sengaja, seorang petarung MMA bernama Adi Paryanto menyentuh payudara Siva dengan sikutnya.
Sontak, Siva terkejut dan berusaha melindungi bagian vital tubuhnya itu.
Usai viral, Siva pun angkat bicara tentang insiden ketidak sengajaan itu.
Melalui instastory di akun instagramnya @Sivaaprilia, ia mengunggah tangkapan layar pesan dari Adi Paryanto yang meminta maaf atas ketidak sengajaannya.
"Maafin aku kak aku gak sengaja," pesan Adi Paryanto yang dikirim melalui Direct Message dari instagramnya @thezenwalk.
Siva membalas dengan emoticon tertawa terbahak dan kata-kata,"Di maafkan."
Terlepas dari insiden tersebut, profesi gadis ring memang tidak bisa dilepaskan dari olahraga adu kekuatan itu baik dalam tinju, kickboxing atau MMA.
Sama halnya dengan umberella girl dalam MotoGP atau Formula 1, yang kini sudah ditiadakan dalam olahraga tersebut.
Baca: Alasan Teknis Kenapa Speaker Advan G3 Berlabel Harman/Kardon Dibenamkan di Muka
Gadis-gadis ring pertama kali menjadi terkenal setelah edisi majalah 'RingMagazine' tahun 1965 memuat foto model Las Vegas memegang tanda pertandingan tinju.
Para wanita yang berpakaian minim itu dimaksudkan untuk menarik semakin banyak penonton untuk menyaksikan pertandingan.
Akhirnya, sebagian besar promosi pertarungan mengadopsi praktek ini dalam acara mereka.
Promosi seperti ini juga yang dilakukan pada seni bela diri campuran (MMA) dalam Ultimate Fighting Championship (UFC).
Namun, pakaian yang dikenakan para gadis ring dapat berubah tergantung pada tempat, sponsor, dan acara.
Kehadiran gadis ring tidak selamanya diterima oleh publik.
Malissa Smith, seorang penulis yang mencakup tinju wanita, menyebut praktek ini sebagai "eksploitasi seksual yang mencolok" dalam artikelnya tahun 2012 di Troy (New York) Record.
Pandangan berbeda disampaikan oleh Promotor tinju Lisa Elovich. Ia menyebutkan praktek gadis ring adalah bagian dari pertunjukkan.
Neuroscientist Jack Pemment juga berpendapat bahwa gadis ring itu juga bisa membantu menumbuhkan karier modeling untuk wanita.
Fakta mengejutkan juga sempat mencuat mengenai bayaran-bayaran yang didapatkan para gadis ring atas tugas mereka memegang papan ronde dalam sebuah pertarungan.
Dikutip dari ladible.com, gadis ring yang mungkin paling dikenal adalah gadis ring di UFC, Arianny Celeste.
Dia membuat debut UFC pada 2006 di Hard Rock Hotel and Casino di Paradise, Nevada, selanjutnya terpilih sebagai 'Ring Girl of the Year' pada 2008, 2009, 2010 dan 2011.
Selama waktu itu, dia seperti menjadi ikon dari gadis ring.
KGB Answers bahkan menyebutkan Arianny Celeste dibayar sangat baik atas pekerjaannya itu.
The Sun pernah menyebut, Arianny Celeste dapat merauk hingga 17.000 Poundsterling (Rp321 juta) dalam setahun.
Kekayaan bersihnya ditaksir mencapai 1 juta dolar AS (Rp15 miliar). Jumlah fantastis itu juga termasuk hasil dari dirinya yang menggeluti dunia permodelan.
Situs terebut juga mengklaim bahwa rata-rata bayaran untuk gadis ring di UFC sebesar 20 ribu dolar AS (Rp303 juta) per tahun.
Bayaran mereka juga tergantung pada perusahaan, lokasi, industri, pengalaman dan status.