TRIBUNNEWS.COM – Awal bulan waktunya cek tagihan-tagihan yang menanti dibayar, salah satunya yang suka bikin sakit kepala adalah tagihan listrik.
Kalau kamu masih menggunakan listrik pascabayar, mungkin kamu suka mengalami sport jantung tiap awal bulan. Dag dig dug takut kalau-kalau tagihan listrik bulan ini membengkak. Kalau ternyata memang membengkak, siap-siap anggota keluarga terkena pemotongan anggaran sana-sini.
Sebenarnya, penyebab besarnya tagihan listrik ini tidak hanya karena tarif dasar listrik yang memang hampir tidak pernah turun. Penyebab lainnya bisa datang pilihan alat elektronik yang digunakan.
Tahukah kamu, kalau sebenarnya “pemegang saham” terbesar di tagihan listrik bulanan itu adalah penggunaan AC?
Coba kita hitung, rata-rata tarif dasar listrik 2018 tegangan rendah (TR) adalah Rp 1.467,28 per kilo kWh. Daya untuk AC 1 PK bisa mencapai 700 watt, dan rata-rata menghidupkan AC perharinya sekitar 10 jam atau lebih.
Jadi untuk keperluan menghidupkan AC selama 10 jam kira-kira (700W x 10 jam/hari) x 30 hari = 210.000W/bulan sama dengan 210 kWh x Rp 1.467,28 = Rp 308.128,8 / bulan.
Itu baru untuk 1 AC per bulannya. Bagaimana kalau ada 2 atau lebih AC di rumah? Hanya dari penggunaan AC saja, kamu bisa membayar hingga Rp 1 juta. Belum lagi ditambah dengan alat elektronik lain, terbayang kan besarnya tagihan per bulan?
Kenyataan pahit inilah yang membuat banyak produsen AC berlomba-lomba memproduksi dan menawarkan AC dengan teknologi inverter.
Lalu apa keunggulan AC dengan inverter ini?
Teknologi inverter pada AC ini dapat membuat pengoperasian AC jadi lebih hemat listrik namun tetap cepat dalam proses pendinginan ruangannya jika dibandingkan dengan AC non-inverter.
Memang di pasaran sekarang banyak AC low wattage yang fokus pada pembatasan besaran daya listrik dengan watt rendah. Tapi, cara kerja AC ini butuh waktu tiga kali lebih lama untuk mencapai suhu yang diinginkan.
Di AC non-inverter, kompresor akan bekerja hingga derajat yang diinginkan, lalu kompresor akan otomatis mati dan menyala lagi ketika suhu mulai naik dari derajat yang diinginkan. Kompresor yang menyala dan mati berulang kali sepanjang pemakaian AC inilah yang membuat tingginya penggunaan daya listrik.
Lain ceritanya dengan AC ber-inverter. Teknologi inverter membuat kompresor tetap aktif dan terus menyesuaikan laju pergerakannya untuk mempertahankan suhu ruang sesuai keinginan pengguna. Sistem kerja kompresor ini otomatis membuat kebutuhan total daya listrik sepanjang pengoperasian jadi lebih rendah dan tentunya jadi lebih hemat listrik.
Bayangkan jika kamu bisa mengatur watt atau daya listrik pada AC, lalu ditambah dengan teknologi inverter pada AC. Tentunya akan makin menghemat penggunaan listrik dari AC kan?
Makanya, LG Electronics Indonesia sebagai salah satu pionir AC inverter, memperkenalkan varian teranyar AC inverter miliknya yang memiliki pengontrol daya listrik. Yaitu AC LG DUALCOOL with Watt Control.
Hadir sebagai generasi pembaharu AC LG DUALCOOL with Watt Control yang dikenal hemat listrik hingga 70% dibanding dengan AC non inverter, varian baru ini dilengkapi fitur yang memungkinkan penggunanya mengatur besaran watt saat pengoperasian dengan menyesuaikan kebutuhan. “Keunggulan inilah yang membuatnya mampu melakukan penghematan listrik optimal, tanpa mengorbankan kenyamanan pengguna,” ujar Seungmin Park, President Director PT. LG Electronics Indonesia.
Fitur Watt Control ini membuat sebuah AC LG DUALCOOL with Watt Control dapat bekerja dalam empat opsi konsumsi daya listrik. Mulai dari 100%, 80%, 60% hingga bekerja dengan hanya 40% dari total kebutuhan daya listrik seharusnya. Terdapat satu tombol khusus pada remote control untuk melakukan pengaturan ini.
AC LG DUALCOOL with Watt Control bertipe Smart Model E06SV4 dengan kapasitas 1/2 PK misalnya. Saat pengaturan pada 80% daya listrik, AC LG ini menurunkan watt-nya yang semula 495 watt menjadi 419 watt. Penurunan 76 watt ini setara dengan daya listrik TV LED 32 inci. Turunkan hingga 60%yang menjadikannya dapat beroperasi dengan 312 watt. Penghematan 183 watt ini membuat pengguna dapat mengoperasikan mesin cuci top loading 7 kg yang rata-rata memiliki kebutuhan daya listrik sejumlah tersebut. Pengaturan pada daya paling rendah, 40%, akan membuatnya hanya memerlukan 215Watt.
Fitur ini khusus dikembangkan LG Electronics Indonesia untuk masyarakat Indonesia, mengingat iklim di Indonesia yang fluktuatif sepanjang hari. Suhu udara yang sejuk di pagi hari, berubah menjadi cenderung panas di siang hari dan kembali lagi menjadi sejuk di menjelang malam.
Saat suhu berubah menjadi cenderung sejuk ketika menjelang tidur malam misalnya. Melakukan pengaturan AC LG DUALCOOL with Watt Control untuk beroperasi hanya dengan 40% daya, akan tetap memberikan kenyamanan pemakaian dengan penghematan penggunaan listrik yang normal.
“Dikembangkan berbasis teknologi inverter yang hemat listrik, keberadaan Watt Control memberi penggunanya peluang hemat listrik lebih optimal. Hemat berlipat, tanpa mengorbankan kenyamanan penggunaan,” ungkap Dimas Raditya, Head of Product Marketing RAC LG Electronics Indonesia.
Penulis: Dessita Chairani