TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK – Trend hidup atau tinggal di kompleks perumahan di kalangan menengah atas tidak hanya terjadi di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi) dan kota-kota besar di Pulau Jawa.
Di luar Pulau Jawa, seperti Kota Pontianak, Kalimantan Barat di mana gaya hidup tinggal di perumahan yang lingkungannya tertata apik, dikelola secara profesional dan praktis kini menjadi pilihan utama bagi keluarga profesional muda.
Pasalnya, rumah tidak lagi diartikan dalam definisi sempit sebagai tempat berteduh dari panas dan dingin (hujan).
Namu, rumah sudah diartikan secara luas, berfungsi sebagai lingkungan yang baik membina dan membangun karakter keluarga.
Karena itu, dibutuhkan lingkungan berkualitas untuk character building generasi penerus bangsa.
“Saat ini muncul kesadaran baru khususnya di kalangan keluarga muda di Kota Pontianak akan pentingnya kualitas lingkungan tempat tinggal. Mereka percaya, bahwa lingkungan rumah yang baik akan meningkatkan kualitas hidup seluruh anggota keluarga,” kata Jusanto Harijatno Associate Director PT Ciputra Residence, yang memimpin proyek CitraGarden Aneka, dalam keterangannya, Rabu (20/2/2019).
Sejalan dengan statement Jusanto, survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index yang dirilis tahun lalu mengunkapkan fakta, sebanyak 97% masyarakat Indonesia cenderung memilih untuk tinggal di dalam perumahan dengan sistem klaster yang dikembangkan developer ketimbang rumah di non klaster (pemukiman warga).
Dari 2.010 reponden memiliki persepsi tinggal di perumahan lebih nyaman, di mana segala kebutuhan dapat terpenuhi dalam satu kawasan tempat tinggalnya.
Karena itu, harga bukan variabel utama dalam memutuskan membeli satu produk rumah.
Alasan utama ditinggal di perumahan antara lain: sistem keamanan lingkungan perumahan yang lebih baik karena dikelola oleh tenaga profesional.
Fasilitas lengkap umumnya beberapa fasilitas umum yang biasanya disediakan adalah taman bermain, kolam renang, dan lapangan olahraga.
Aman untuk anak-anak, dimana perumahan dengan sistem klaster cenderung sepi dengan lalu lalang kendaraan.
Lingkungan asri, perumahan klaster biasanya memiliki lebih banyak area hijau dibanding kompleks perumahan biasa.
Selain itu, tinggal di perumahan itu lebih bergengsi karena dibangun dengan konsep eksklusif yang akan menaikkan gengsi penghuninya.
Karena itu, kompeks perumahan yang dikelola secara baik dan memiliki lingkungan berkualitas kini menjadi “target” konsumen terutama keluarga muda.
“Dengan kelonggaran kebijakan pembiayaan KPR, suku bunga rendah, dan jangka waktu bisa sampai 30 tahun, memudahkan keluarga profesional untuk membeli rumah dengan range harga Rp500 juta hingga Rp1 miliar. Di awal mereka tidak harus menyiapkan uang muka yang besar, karena baik perbankan dan developer memberikan banyak kemudahan untuk memiliki rumah yang diidamkannya,” jelas Jusanto.