TRIBUNNEWS.COM - Masyarakat selama ini lebih mengenal tauco sebagai bumbu masakan dan sambal.
Namun di tangan Yeti Hernawati (42), oleh-oleh khas Cianjur itu kini tak lagi sebatas bumbu masakan dan sambal.
Ibu dua anak itu mampu mengolahnya menjadi kue kering.
Yeti pun menamai hasil kreasinya dengan nama Tauco Cookies atau kue kering berbahan olahan tauco.
Lantas seperti apa sulitnya memadukan bahan yang mememiliki rasa asin gurih itu, menjadi olahan kue kering yang identik dengan cita rasa manis?
Ditemui di rumahnya di Jalan Mangunsarkoro Gang Melati RT 001 RW 005 Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (10/5/2019) siang,
Yeti menceritakan ide awal membuat Tauco Cookies tersebut.
Menurutnya, meskipun tauco sudah menjadi ikon Cianjur, namun ternyata tidak banyak warga Cianjur yang menyukainya.
“Karena itu saya ingin melakukan sesuatu yang berbeda pada tauco ini. Karena saya jualan kue, saya coba berekperimen membuat kue dengan campuran tauco,” katanya seperti dikutip Tribunnews.com dari Kompas.
Yeti mengaku awalnya tidak yakin jika usaha coba-cobanya itu akan menjadi sesuatu yang inovatif seperti sekarang ini.
Apalagi ia harus berulang-ulang mencari komposisi takaran yang pas antara bahan baku kue pada umumnya dengan takaran tauco.
“Akhirnya jadi. Lalu saya buat tester dan minta pendapat ke saudara dan teman-teman, dan ternyata mereka suka. Setelah itu yah terus produksi hingga saat ini,” ujarnya.
Yeti menjelaskan untuk membuat kue kering dengan campuran tauco ini hal yang sulit adalah menakar komposisi.
Ia harus mampu menciptakan rasa yang pas antara asin gurihnya tauco dengan manisnya gula sebagai bahan dasar kue.
“Sekarang saya buat varian baru dengan bahan dasar tepung singkong. Alhamdulilah cukup mendapat respon positif dari pembeli,” kata Yeti yang mengaku mulai menekuni bisnis kulinernya ini sejak 2015.
Bulan Ramadhan tahun ini pun menjadi berkah tersendiri bagi Yeti karena ia kebanjiran order.
Menurutnya saat ini banyak pemesan yang ingin membuat parsel dengan toples-toples berisi Tauco Cookies buatannya itu.
“Kalau harganya kisaran Rp15.000 sampai Rp. 20.000 untuk kemasan karton. Kalau kemasan toples saya jual Rp35.000 hingga Rp. 40.000. Khusus untuk parcel harganya dibanderol per paket,” sebutnya.
Terkait pemasarannya sendiri, selain direct selling atau jual langsung, Yeti memanfaatkan media sosial.
Tak ayal, Tauco Cookies buatannya itu pun kini telah dikirim hingga keluar kota bahkan hingga ke luar negeri.
“Alhamdulilah, pemesan tak hanya dari Cianjur. Banyak juga dari luar daerah dan luar Jawa. Bahkan pernah ada pemesan dari Jepang, Belanda, Qatar, Turki, Thailand, Libya. Biasanya untuk oleh-oleh,” ucapnya.
Dua orang pembeli yang datang ke tempat Yeti menuturkan sengaja memesan Tauco Cookies untuk isi parcel lebaran nanti.
“Saya mau pesan untuk parcel lebaran. Buat oleh-oleh juga,” kata Iin Supartini (43) salah satu pembeli.
Pemesan lainnya, Dewi (41) mengaku Tauco Cookies punya cita rasa dan teksture yang lain dari lazimnya kue kering.
“Ada pengalaman baru merasakan kue yang tak melulu manis. Tapi ada rasa asin dan gurihnya juga,” ucapnya.
Cianjur dan tauco adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya.
Bahkan tauco telah menjadi ikon tersendiri bagi Kabupaten Cianjur, sehingga tak berlebihan jika daerah yang berada di wilayah Jawa Barat itu dikenal dengan julukan Kota Tauco.
Dan kreasi Yeti melengkapi julukan itu.
Merek Dagang
Dalam website http://www.dwigie.com, DwiGie adalah produsen pertama pemilik ide original Tauco Cookies di Cianjur sejak Februari 2015.
Merek dagang mereka telah dipatentkan di Kementrian Hukum dan HAM.
Produk merekai telah mendapatkan serfifikasi resmi dari pemerintah dan MUI, serta telah melalui proses pengujian gizi dan ketahanan makanan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mencicipi Gurihnya Tauco Cookies, Oleh-oleh Khas Dari Cianjur".