Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Dua desainer, Wignyo Rahadi dan Irma Intan mengeluarkan koleksi khusus busana muslim menggunakan bahan Tenun Masalili dalam rangka lebih mempopulerkan kain khas Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) itu.
Digandeng oleh Bank Indonesia, dua desainer tersebut memamerkan busana mereka di Hutan Bakau di Kota Kendari dengan pilihan gaya busana muslim kontemporer hingga Syari.
Adapun desainer Wignyo Rahadi dengan brand ‘Tenun Gaya’ mengeluarkan busana muslim dengan tema ‘Re-Masalili’ yang mengembangkan gaya busana retro dengan dengan menonjolkan permainan cutting yang bervolume.
Dengan tema tersebut busana karya Wigno ini pada bagian tangannya memiliki model lengan setali, celana harem, rokdraperi, dan dress aksen tumpuk, dilengkapi turban dan hijabmodel capuchon.
Warna khas Tenun Masalili yakni kuning, hijau, biru, hingga ungu pun dikombinasi dengan tenun Lurik dan tenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) corak Sobi dan Bintik.
Ada juga sentuhan ornamen tumpuk, draperi, dan asimetris turut menjadi daya pikat koleksi dari olahan tenun Masalili.
Sementara desainer Irma Intan yang merupakan desainer kelahiran Kendari, menampilkan koleksi busana muslim Syari bertema ‘Himeka’ yang dalam bahasa Sansekerta berarti sorot mata yang bercahaya.
Oleh Irma Intan, Tenun Masalili dikombinasikan dengan bahan tulle, katun, dan organza yang dihadirkan dalam siluet A-line serta ornamen zipper dan beads yang dramatis.
Dominasi warna hitam diberi sentuhan warna cerah dari tenun Masalili, antara lain warna merah, biru, hijau tosca, dan ungu.
Kerjasama antara dua desainer dan Bank Indonesia tersebut diharapkan dapat mengembangkan tenun Masalili sebagai kekuatan ekonomilokal, antara lain melalui program pelatihan peningkatan kualitas, motif, desain serta pengembangan produk dan pemasaran.