Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Body shaming atau perilaku mengkritik fisik orang lain tidak disadari sering kita lakukan ketika berjumpa dengan keluarga atau teman.
Misalnya saat bertemu keluarga atau teman di acara arisan, usai menanyakan kabar biasanya diikuti dengan mengomentari fisik seperti mengenai bobot tubuh.
Sebagai psikolog Roslina Verauli, M.Psi menyebutkan topik mengenai fisik itu adalah topik yang sifatnya personal yang seharusnya tidak dibahas di depan umum.
Baca: Deddy Corbuzier Akan Dibimbing Gus Miftah Ucap Kalimat Syahadat, Ini Situasi Terkini Ponpes Ora Aji
Sayangnya orang Indonesia memiliki sikap yang merasa dirinya akrab dengan orang lain sehingga mengomentari soal tubuh dianggap tdiak masalah jika diucapkan di depan orang banyak.
“Orang Indonesia budaya kolektifnya suka merasa akrab padahal gak terlalu kenal, dan soal tubuh itu kan personal banget,” kata Vera saat ditemui di konferensi pers Film ‘Imperfect’ di Jakarta Selatan, Kamis (20/6/2019).
Baca: Cerita Jessica Mila, Sempat Tidak Percaya Diri, Kurang Ramah dengan Orang Lain Akibat Body Shaming
Untuk menghindari body shaming cobalah menghindari bahasan pembicaraan mengenai tubuh misalnya membicarkan mengenai suasana ketika bertemu atau baju yang digunakan.
“Coba improve obrolan pertama kita saat bertemu orang lain, gampang misalnya baju beli dimana, atau bahas apa yang lagi ada di sekitar kita,” ungkap Vera.
Baca: Personil Sabyan Gambus Tegaskan Tebe dan Anis Bukan Hengkang Karena Konflik
Hindarilah mengomentari fisik seseorang karena bisa membuat mereka yang dikomentai tubuhnya tidak menerima diri sendiri yang jika tidak mampu menangani tekanan bisa melakukan perbuatan yang menyakiti diri sendiri.
Baca: Jokowi Genap Berusia 58 Tahun, Selalu Lewatkan Hari Lahir dengan Kerja, Simak Perjalanan Hidupnya
“Intinya ketika seseorang dikatain tentang tubuh dan terganggu itu body shaming dan paling buruknya adalah orang gak mampu terima gak nerima dirinya sendiri bisa bunuh diri,” pungkas Vera.