News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sudah Siapkah Batita Anda Sekolah? Jangan Dipaksa Ya Bunda, Perhatikan 3 Hal Ini

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ratusan siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sedang mengikuti lomba menggambar dalam rangka perayaan kampanye Berdua Jadi Hebat di Kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (24/5/2015). Kampanye ini bertujuan mendorong orang tua untuk memahami pentingnya sinergi, baik dari sisi nutrisi maupun perkembangan anak terhadap asupan gizi. Warta Kota/angga bhagya nugraha.

TRIBUNNEWS.COM - Memasuki usia tiga tahun, umumnya anak mulai diperkenalkan dengan konsep belajar di sekolah, yaitu PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).

Namun, menurut Dr. Andyda Meliala, pemerhati pendidikan anak usia dini dan founder Resourceful Parenting Indonesia, sebelum memilih sekolah untuk anak, perhatikan dulu tiga faktor yang menentukan siap atau tidaknya anak untuk sekolah.

Ketiga faktor itu adalah, fisik, mental, dan kecerdasan.

“Secara fisik bisa dilihat dari usia, misalnya anak berusia 5 tahun biasanya sudah siap masuk ke TK. Lalu secara sosial, dia siap untuk bergaul, dan dari sisi kecerdasan dia siap untuk menerima perintah,” jelas dr Andyda saat ditemui usai acara SGM Eksplor 3Plus Ajak Orangtua Dukung Semangat Sekolah Si Kecil dengan Nutrisi Seimbang di KAUM Jakarta belum lama ini.

Yang perlu diwaspadai adalah jika anak belum siap, tapi dipaksakan untuk tetap sekolah, anak-anak bisa mengalami trauma yang bisa menyebabkan otak kanan tertutup, sehingga anak tidak bisa menerima pelajaran.

Ketimbang memaksa anak bersekolah, lebih baik menyesuaikan dengan kesiapan si kecil.

Baca: INFO HAJI - Suhu Nyaris 50 Derajat Celcius, Berangin dan Debu, Jemaah Haji Harus Pakai Masker

Baca: Pesan PGRI Soal Sistem Zonasi Sekolah, Harus Utamakan Kepentingan Siswa

“Setiap anak punya karakter berbeda. Ada anak yang membutuhkan waktu lebih lama beradaptasi. Orangtua bisa mencari sekolah yang sesuai, misalnya jam belajarnya tidak terlalu panjang. Seiring berjalan waktu ketika anak semakin nyaman, jam belajar bisa ditambah,” ujarnya.

Menurut dokter lulusan Universitas Melbourne ini, PAUD adalah tahap pembelajaran yang sebaiknya tak dilewatkan, karena merupakan fondasi belajar anak secara formal yang didesain sebagai institusi transisi yang mempersiapkan anak ke jenjang berikutnya.

Fondasi yang akan dibangun pada saat PAUD adalah pendidikan (learning to learn), kesehatan (membangun pola makan sehat seimbang), dan kesejahteraan.

Ratusan siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sedang mengikuti lomba menggambar dalam rangka perayaan kampanye "Berdua Jadi Hebat" di Kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (24/5/2015). Kampanye ini bertujuan mendorong orang tua untuk memahami pentingnya sinergi, baik dari sisi nutrisi maupun perkembangan anak terhadap asupan gizi. Warta Kota/angga bhagya nugraha. (WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA)

“Ketika orangtua memutuskan untuk mengenalkan anak usia dini pada lingkungan sekolah, maka anak akan menghadapi dunia baru,” ujar dr Andyda saat.

Karena itu, penting menyiapkan mental anak menghadapi hari pertama sekolah.

Sebelum sekolah aktif dimulai, orangtua bisa mengajak anak berkeliling lingkungan sekolah agar ia tak merasa berada di tempat asing.

Anda juga bisa mengasah kemampuan bersosialisasinya dengan mengajarkan menyapa dan berkenalan dengan teman-teman.

Sehingga, anak bisa merasa nyaman dan bersemangat pergi ke sekolah.

Pasalnya, pada masa usia 3-6 tahun, fungsi eksekutif otak anak akan mulai dibentuk dan ini sangat penting bagi masa depannya kelak.

Fungsi eksekutif otak tersebut antara lain pengendalian diri, ingatan untuk bekerja, dan fleksibilitas mental.

Ketiga hal tersebut adalah fungsi dasar yang akan membantu anak meraih higher order thinking, yaitu kemampuan memecahkan masalah, merencanakan, dan memiliki pemikiran yang baik.

“Metode pembelajaran anak usia dini harus dibuat menyenangkan. Penting bagi orangtua mencari sekolah yang tepat. Pilih sekolah yang memungkinkan anak untuk banyak bermain, banyak bergerak. Jadi, cari PAUD jangan yang lebih banyak duduk,” pungkas dr. Andyda.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "3 Faktor Penentu Siap atau Tidaknya Anak Masuk PAUD",

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini