News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Idul Adha 2019

Ketentuan Batas Memotong Kuku Bagi yang Berkurban Serta Niat dan Keutamaan Puasa Sunah Arafah

Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Miftah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapan Batas Memotong Kuku Bagi yang Berkurban, Serta Niat dan Keutamaan Puasa Sunah Arafah

Kapan Batas Memotong Kuku Bagi yang Berkurban, Serta Niat dan Keutamaan Puasa Sunah Arafah

TRIBUNNEWS.COM - Tinggal hitungan hari, umat Muslim di seluruh dunia akan merayakan Hari Raya Idul Adha 1440 H.

1 Dzulhijjah 1440 H diperkirakan jatuh pada tanggal 2 Agustus 2019, sedangkan 10 Dzulhijjah 1440 H atau Hari Raya Idul Adha akan jatuh pada 11 Agustus mendatang.

Seseorang yang hendak berkurban dilarang untuk memotong kuku dan rambutnya ketika sudah memasuki tanggal 1 Dzulhijjah sampai hewan kurbannya disembelih.

Maka, bagi yang sudah berniat untuk berkurban, batas akhir untuk membersihkan diri (memotong kuku dan rambut) adalah Kamis, 1 Agustus 2019 yang juga bertepatan dengan 30 Dzulqa'dah 1440 H.

Baca: Jelang Hari Raya Idul Adha 2019/1440 Hijriah, 4.000 Tabung Gas Elpiji 3 Kg Dikirim ke Pulau Bawean

Baca: Jelang Idul Adha 2019, Simak Tips Memilih Hewan Kurban Berikut Ini

Diriwayatkan dalam sebuah hadis:

ﺇِﺫَﺍ ﺩَﺧَﻠَﺖِ ﺍﻟْﻌَﺸْﺮُ ﻭَﺃَﺭَﺍﺩَ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﺃَﻥْ ﻳُﻀَﺤِّﻰَ ﻓَﻼَ ﻳَﻤَﺲَّ ﻣِﻦْ ﺷَﻌَﺮِﻩِ ﻭَﺑَﺸَﺮِﻩِ ﺷَﻴْﺌًﺎ

“Apabila telah masuk sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, dan salah seorang dari kalian telah berniat untuk berqurban, maka janganlah ia memotong rambutnya dan kulitnya sedikitpun.”
(HR. Muslim).

Bedasarkan sumber yang didapat Tribunnews.com, barangsiapa yang melanggar ketentuan ini karena lupa atau belum tahu hukumnya maka ia tidak berdosa, tidak pula membayar fidyah atau kaffarah.

Barangsiapa yang melanggarnya dengan sengaja maka hendaklah ia bertaubat kepada Allah ta’ala dan tidak ada kewajiban fidyah atau kaffarah atasnya.

Ibnu Qudamah –rahimahullah- berkata: “Jika telah ditetapkan dalam beberapa riwayat, maka ia tidak boleh mencukur rambut, dan memotong kuku. Dan jika ia melakukannya maka harus bertaubat kepada Allah –Ta’ala-, namun tidak ada fidyah baik karena sengaja atau lupa, ini merupakan hasil ijma’ para ulama “. (al Mughni: 9/346)

Menurut ulama Syafi’iyah, hikmah larangan untuk orang yang berkurban di sini adalah agar rambut dan kuku yang hendak di potong tetap ada hingga hewan kurban disembelih, supaya semakin banyak anggota tubuh yang terbebas dari api neraka.

Niat dan keutamaan puasa sunah Arafah dan Tarwiyah

Hari Raya Idul Adha 1440 H sebentar lagi akan tiba.

Hari Raya Idul Adha 1440 H akan jatuh pada 11 Agustus 2019.

Sebelum merayakan Hari Raya Idul Adha 1440 H, ada amalan sunnah yang bisa kita lakukan.

Satu diantaranya adalah puasa sunnah Tarwiyah dan Arafah.

Puasa Tarwiyah dilakukan pada 8 Dzulhijjah dan Puasa Arafah dilakukan pada 9 Dzulhijjah.

Sedangkan Hari Raya Idul Adha jatuh pada 10 Dzulhijjah.

Puasa Tarwiyah tahun 2019 ini bisa dilakukan hari Jumat 9 Agustus 2019.

Sedangkan Puasa Arafah dilakukan pada hari Sabtu, 10 Agustus 2019.

Melaksanakan ibadah sunah puasa Tarwiyah bisa menghapuskan dosa satu tahun yang lalu.

Umat muslim juga akan diberikan keberkahan hidup dan dilipatgandakan amal dan juga ibadahnya.

Baca: Menengok Persiapan Puncak Ibadah Haji, Pekerja Mulai Pasang AC dan Karpet untuk Wukuf di Arafah

Baca: Cuaca Panas, Pemerintah Tak Fasilitasi Jemaah Haji yang Ingin Lakukan Ibadah Sunah Tarwiyah

ilustrasi puasa ramadan (kolase Tribun Video)

Sementara, melaksanakan ibadah sunah puasa Arafah, Allah akan mengampuni dosa tahun lalu dan dijaga untuk tidak melakukan dosa atau maksiat di tahun yang akan datang.

Keutamaan tersebut juga tertuang dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abu Qatadah al-Anshar:

"Dan Rasulullah SAW ditanya tentang berpuasa di hari Arafah. Maka, baginda bersabda, 'Ia menebus dosa setahun yang telah lalu dan setahun yang akan datang'.” (HR Imam Muslim).

Tidak hanya itu, melaksanakan Puasa Arafah juga dapat melipatgandakan pahala kita.

Berikut ini niat puasa Tarwiyah

نويتُ صومَ تَرْوِيَة سُنّةً لله تعالى

(Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala)

Artinya, "Saya niat puasa sunah Tarwiyah karena Allah Ta'ala."

Berikut ini niat puasa Arafah

نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

(Nawaitu shouma ‘arofata sunnatan lillaahi ta’aalaa)

Artinya: "Saya Niat Puasa Sunnah Arafah karena Allah Ta’ala".

Keistimewaan puasa Tarwiyah

Keistimewaan puasa Tarwiyah adalah dapat membersihkan dan menghapus dosa yang tahun lalu.

Selain itu, bagi yang mengerjakan puasa Tarwiyah memiliki keutamaan mendapatkan keberkahaan hidup serta amal ibadah yang dilipatgandakan.

Keistimewaan puasa Arafah

Ilustrasi puasa sunnah Tarwiyah dan puasa sunnah Arafah. (TRIBUNLAMPUNG.COM)

Puasa Arafah hukumnya adalah sunnah muakkad atau sangat dianjurkan.

Puasa Arafah memiliki keistimewaan yang sangat spesial jika dibandingkan puasa Tarwiyah.

Namun, jika dapat mengerjakan kedua puasa sunnah tersebut, maka sesungguhnya kedua amalan tersebut istimewah.

Bagi yang mengerjakan puasa Arafah, maka dosanya satu tahun sebelumnya dan sesudah puasa Arafah akan dihapuskan.

Barangsiapa berpuasa pada hari Arafah, maka ia diampuni dosa-dosanya setahun yang di depannya dan setahun setelahnya. (HR. Ibnu Majah; shahih).

(Tribunnews.com/ Renald/ Nila Irdayatun Naziha)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini