TRIBUNNEWS.COM - Kisah horor KKN di Desa Penari yang beredar luas di media sosial, terutama Twitter menyedot perhatian publik dalam sepekan terakhir.
Kisah yang menceritakan sosok Ayu, Nur, Widya, Wahyu, Bima, dan Anton tersebut memang membuat bulu kuduk bergidik.
Bahkan, imajinasi membaca cerita horor seperti KKN di Desa Penari ini tak jarang membuat pembacanya terbayang-bayang dan merasa takut.
Apa sebenarnya yang terjadi?
Psikolog Dr Rose Mini Agoes Salim menjelaskan, cerita horor yang biasanya menampilkan hal berbeda di luar kebiasaan manusia menimbulkan rasa penasaran dan membuat cerita horor banyak diminati.
Terlebih, cerita diangkat dari tempat-tempat yang diketahui orang, membuatnya semakin tambah diminati.
Setelah membaca merasa takut, wajar?
Rose Mini menuturkan, perasaan takut setelah membaca cerita horor merupakan suatu hal yang wajar. Kemampuan visual spasial intelegensi, imbuhnya membuat seseorang akan membayangkan sesuatu yang menakutkan atau menyeramkan terhadap apa yang dibacanya.
Hal ini pula yang menyebabkan rasa takut atau was-was kepada sesuatu di mana awalnya biasa.
Tapi, jika seseorang tak bisa membedakan realitas dan khayalan, lanjut Rose Mini, itu sudah masuk dalam tahap tak wajar.
"Kan kalau misalnya kain kalau kena pintu terbuka kan ada angin, terus kemungkinan bergoyang. Nah kalau itu dianggap sebagai ada setan kan itu jadi enggak logis, sudah enggak benar," kata Rose Mini, Sabtu (31/8/2019).
"Tapi kalau masih bisa membedakan ini realitasnya memang gini kena angin ya goyang, berarti tidak masalah," lanjut dia. Ketakutan yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari pun masuk kategori tak wajar. Sehingga, perasaan takut setelah membaca cerita horor seharusnya dimasukkan ke dalam memori sesuai batas.
Dilansir dari artikel Kompas.com, alam bawah sadar mempunyai peran utama mengontrol rasa takut di otak. Respons rasa takut di otak melibatkan dua jalur, yaitu jalur cepat dan jalur lambat.
Rasa takut secara spontan direspons oleh jalur cepat, sedangkan jalur lambat merespons dalam waktu yang lebih lama. Hormon dopamin dilepaskan saat seseorang berada dalam kondisi menyeramkan.
Seseorang yang gemar dengan kisah horor, biasanya mempunyai kemampuan menahan produksi hormon dopamin di otak.
Mencintai tantangan
Sementara itu, Psikolog Hening Widyastuti mengatakan, pencinta kisah horor biasanya merupakan orang yang menyukai tantangan dan mempunyai jiwa tidak monoton.
Menurut Hening, membaca atau menonton cerita horor membuat emosi dan rasa takut seseorang bercampur menjadi satu. Rasa tersebut menjadi sesuatu yang paling dicari ketika film horor ditayangkan.
Guru Besar Psikologi Universitas Gadjah Mada, Prof Koentjoro menambahkan tingginya respons masyarakat terhadap kisah-kisah horor diakibatkan karena adanya rasa percaya terhadap hal gaib.
Baca: Cerita KKN di Desa Penari Viral Segera Jadi Novel, Ada Bocoran Kisah yang Tak Ada di Twitter
"Jin itu menurut agama itu ada. Tetapi, apakah yang ada dalam vlog atau kisah horor ini beneran bisa disebut jin?" ujar Koentjoro saat dihubungi, Jumat (30/8/2019).
Ia pun memberikan permisalan, yakni adanya sepeda Nabi Adam di Jeddah, Arab Saudi. Beberapa orang ada yang percaya bahwa sepeda itu benar ada dan dipakai Nabi Adam pada masanya.
Di sisi lain, ada yang beranggapan bahwa menurut logika, zaman Nabi Adam belum ada teknologi atau penemuan sepeda.
"Nah, karena sudah percaya, akhirnya masyarakat secara langsung sudah ada dua golongan, dari kelompok percaya dan kelompok tidak percaya," ujar Koentjoro.
Dibuat Novel
Setelah ramai di media sosial, kini kisah kegiatan KKN selama 6 minggu untuk menyelesaikan salah satu mata kuliah tersebut akan diterbitkan menjadi novel pada September 2019.
Novel tersebut akan dikeluarkan oleh Penerbit Bukune dan editor novel KKN di Desa Penari, MB Winata membenarkan hal tersebut. Naskah telah diproses sejak satu bulan yang lalu.
Mengenai kisah yang akan dituangkan di buku, ia mengatakan, akan ada penyesuaian dari kisah yang dibagikan Simple Man di Twitter. “Tentu, akan ada penyesuaian narasi adaptasi ke format buku,” ujar dia.