Nah, selain disabilitas yang kita kenal, anak gifted atau anak berbakat juga termasuk berkebutuhan khusus, termasuk Lala yang usia 19 tahun lulus S1.
TRIBUNNEWS.COM - Maria Clara Yubilea Sidharta atau akrab disapa Lala, berhasil menamatkan bangku sarjana di usia 19 tahun. Gadis yang meraih gelar cum laude itu mendapat IPK 3,78 dan baru saja diwisuda pada Sabtu (31/8/2019) di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Dari pemberitaan media tentang Lala, gadis kelahiran 13 Mei 2000 itu disebut sebagai anak gifted dan berkebutuhan khusus.
Sebelum membaca cerita tentang Lala, sebaiknya kita memahami lebih dulu apa itu gifted dan berkebutuhan khusus.
• Cerita Pengantin yang Ditipu Wedding Organizer, Harus Menikah Tanpa Pesta Resepsi Rugi 89 Juta!
• Nikita Mirzani Dilaporkan Elza Syarief, Ibu Poppy Kelly Ucap Mantan Istri Sajad Ukra Informan Polisi
• Anjing Artis Bimo Aryo Terkam ART hingga Tewas saat Majikan Menikah, Sempat Diajak Foto Prewed
• Deretan Artis Pernah Jadi Korban Kecelakaan Tol Cipularang, Luka hingga Meninggal Saat Hamil Muda
Anak berkebutuhan khusus
Berkebutuhan khusus tidak selalu merujuk pada disabilitas fisik atau mental, tetapi juga keterbatasan diri dalam tingkah laku, emosional, atau belajar.
Beberapa kamus bahasa Inggris, salah satunya Merriam Webster, juga menjelaskan hal ini. Karena kesulitan tersebut, individu membutuhkan bantuan khusus.
Nah, selain disabilitas yang kita kenal, anak gifted atau anak berbakat juga termasuk berkebutuhan khusus.
Seperti Lala, dia merupakan anak gifted alias anak berbakat dengan kemampuan luar biasa yang berbeda dengan anak-anak sebayanya.
Mengenal gifted dan kenapa termasuk kebutuhan khusus?
Menurut gifted and talented children's education act of 1978, anak gifted didefinisikan sebagai anak yang teridentifikasi - ketika prasekolah, sekolah dasar, atau sekolah menengah - sebagai orang yang memiliki kemampuan potensial dan menunjukkan kapabilitas performansi pada area yang spesifik, seperti intelektual, akademis, seni, dan kepemimpinan.
Lantas, kenapa anak gifted atau bocah jenius disebut anak berkebutuhan khusus?