Bisa jadi yang selalu kamu semogakan, adalah sosok yang akan meninggalkan. Cinta kadang memang begitu mengagetkan.
Begitu tulis Wirasakti Setyawan, dalam buku keduanya, Derana. Buku ini ditulis sebagai kelanjutan dari debut buku pertamanya, Temu. Derana menceritakan tentang sebuah hubungan yang terus menerus diperjuangkan tanpa peduli bagaimana ujung kisahnya.
Ialah Wirasakti Setyawan. Sosok penulis muda di balik sajak-sajak yang akan membuatmu luluh saat membacanya. Wira, begitu ia akrab disapa, adalah laki-laki kelahiran Yogyakarta, 23 Februari 1997. Ia mengawali debut sebagai penulis melalui Temu, buku pertama yang ia terbitkan pada tahun 2018.
“Menurutku menulis adalah cara terbaik untuk bercerita, mengkritik, marah, dan menangis secara sembunyi-sembunyi. Jadi, orang-orang enggak akan tahu siapa tokoh sebenarnya di dalam sajak-sajak yang kutulis. Hehehe,” ujar Wira diselingi tawa, saat dihubungi Redaksi Tribunnews via telepon.
Penulis yang juga merupakan penikmat musik dangdut ini juga pernah mengalami masa-masa jatuh cinta yang cukup kompleks. Namun, dari situlah ia belajar bagaimana cara menuangkan keluh kesah dalam bentuk tulisan, baik yang ia alami sendiri atau teman-temannya ceritakan.
“Kalau ditanya, apakah itu cerita personal atau bukan, aku gak akan klarifikasi sih. Biarkan pembaca menerka-nerka rahasia yang lahir dari tulisan-tulisan itu,” jawab Wira ketika ditanya Redaksi perihal siapa yang ia ceritakan di buku Derana.
Bagi kamu yang merasa asing dengan kata “derana”, artinya adalah “tabah” atau “tidak mudah putus asa”. Wira berupaya menyampaikan makna kata tersebut dalam 186 halaman buku Derana yang rilis pada 29 Juli 2019 lalu.
Sedangkan, buku pertamanya yang berjudul Temu memiliki kisah uniknya sendiri. Wira menulis naskah buku Temu di 9 negara berbeda, antara lain: Indonesia, Malaysia, Singapura, Polandia, Ceko, Jerman, Belanda, Taiwan, dan Dubai. Temu berhasil menjadi buku best seller selama 11 bulan berturut-turut semenjak pertama kali rilis pada 22 September 2018 lalu.
Secara garis besar buku Derana mengisahkan tentang perjalanan sepasang yang saling mencintai tapi sama-sama merasa terlukai. Wirasakti Setyawan berusaha menggabungkan emosi, dialog, narasi hingga menjadi satu kesatuan luka yang nyata.
Jadi bagaimana, sudah siap untuk sedih-sedihan dengan membaca tulisan Wira? Penasaran bagaimana Derana akan mengobrak-abrik perasaan kamu?
Semua buku Wirasakti Setyawan dapat dibeli di toko buku seluruh Indonesia atau juga dapat dibeli secara daring di toko buku online kesayangan kamu. Jangan lupa untuk dukung karya penulis Indonesia dengan tidak membeli produk bajakan ya!
Wirasakti Setyawan dapat ditemui melalui jejaring sosial media di Instagram dan Twitter @terjebakrindu. (*)