TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia dikenal kaya dengan kekayaan tenun ikat Dan kain batiknya. Beragam batik dan tenun ikat dari berbagai daerah di Nusantara menjadi khasanah kekayaan Indonesia yang kini tampil modern.
Jika Anda sedang mencari busana batik atau tenun ikat dengan sentuhan etnik yang khas, sempatkan menyambangi pameran Gelar Kain Nusantara 2019 yang diselenggarakan di JCC Senayan, Jakarta, pekan ini.
Pameran yang akan berlangsung sampai 28 September ini menampilkan aneka batik, tenun, jumputan, bordir, sulam, sampai aksesoris karya para perajin Indonesia.
Ketua Penyelenggara Gelar Kain Unggulan Nusantara, CEO Misti Connection, Jhon Shimbi mengatakan, pameran bertujuan meningkatkan awareness masyarakat terhadap budaya lokal yang beragam dan bercitarasa kearifan lokal yang tinggi.
“Selain itu, pameran kali ini untuk menciptakan surga belanja bagi pecinta dan pengguna kain unggulan Nusantara agar dapat menikmati produk-produk lokal dan unggulan nasional," ujarnya.
Gelar Kain Unggulan Nusantara 2019 juga untuk menjadi ajang memperkenalkan kekayaan budaya nasional berupa produk-produk unggulan seperti kain, batik tenun, sulam, dan aksesoris.
Pameran ini yang berlangsung sejak tanggal 25 September ini diikuti 160 peserta dari berbagai daerah seperti Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.
Ikut tampil pula produk karpet dari luar negeri seperti yang berasal dari Pakistan.
Jhon Simbi menyatakan jumlah pengunjung bukan target utama pameran, namun, dirinya yakin, di tengah suasana kawasan Senayan yang ramai oleh aksi demo, animo masyarakat menyimak dan membeli ragam koleksi kain unggulan Nusantara di pameran ini tetap tinggi.
"Saya yakin masyarakat ibu kota sudah cerdas tidak termakan isu provoskasi, dan pasti akan datang ke pameran ini, saya tetap optimis,” katanya.
Baca: Kerusuhan Meluas: Saatnya Jokowi Bicara, Jangan Hanya Lewat Menteri
Di kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Pusat Euis Saedah menyatakan pameran Gelar Kain Unggulan Nusantara 2019 ini merupakan sarana yang tepat mengenalkan kerajinan dan kesenian warisan leluhur dan kekayaan serta kearifan lokal kepada geerasi muda.
Dia menyatakan, inovasi menciptakan desain-desain lokal bercita rasa global, dan menggabungkan seni dan warisan leluhur dengan tren desain dan warna yang upto date, menjadi kunci untuk menjaga agar kain-kain unggulan Nusantara tetap diminati masyarakat.
Surga Belanja
Euis menambahkan, pameran semacam ini menjadi surga bagi pencinta dan pengguna kain unggulan Nusantara, sekaligus ajang edukasi dan pengenalan kepada generasi muda tentang keunggulan kain-kain Nusantara dan uoaya meraih akses pasar di manca negara.
“Semua itu jadi bagian penting dari kegiatan ini,” katanya.
Baca: Rincian Lengkap 26 Poin UU KPK Hasil Revisi yang Berpotensi Melemahkan KPK
Dia menambahkan, pameran ini digelar independen atas inisiatif Jhon Shimbi dan Misti Connection untuk memasarkan produk-produk perajin UMKM Kain Nusantara dan mitra binaan BUMN untuk mendapatkan pasarnya di pentas nasional.
Salah satu peserta pameran ini adalah H. Sholikul Huda yang memamerkan koleksi tenun ikat dari House of Hoedas asal Desa Troso, Jepara.
Tenun ikat karya House of Hoedas mengambil inspirasi dari alam untuk motif-motifnya. Karya kain tenun mereka banyak digunakan desainer busana ternama nasionalseperti Itang Yunasz, Windyo, Didiet Maulana, Ikat Indonesia, Carmanita, serta sejumlah butik, desainer.
Pameran Gelar Kain Unggulan Nusantara 2019 juga menampilkan peserta dari luar negeri, seperti produk arpet handmade asal Pakistan. Sarah, yang menjaga stand menyatakan, karpet yang didatangkannya ini tampil dengan kualitas lebih halus dan lebih beragam pilihan motifnya.
Jika dipasangkan dengan furnitur Indonesia pada ruang tamu atau ruang makan, serasa pas.
Di pameran ini juga bisa ditemukan kain songket dan jumputan dari UKM binaan PT Pupuk Sriwijaya, asal Palembang. Zul, petugas pendamping UKM binaan menyatakan, selain unik, produk yang ditampilkan juga berkualitas.Kain Jumputan dijual dengan harga mulai dari Rp 250 ribu sampai Rp 1 jutaan. Sedangkan kain songket karena menggunakan benang emas yang masih impor ditawarkan dengan harga mulai dari Rp 2,5 juta sampai Rp 6 juta.