Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Menggunakan kain asli Indonesia kini sudah menjadi tren, seiring dengan banyaknya desainer yang juga menghadirkan busana yang dipadukan dengan kain Indonesia.
Dyah Kusumawardani, founder Komunitas Perempuan Pelestari Budaya (KPPB) menyebutkan menggunakan busana asli Indonesia termasuk cara mudah dalam melestarikan budaya.
“Ini merupakan komitmen menjaga serta melestarikan budaya internasional dan nilai luhur bangsa karena kita mau jadi inspiransi orang lain untuk melestarikan budaya Indonesia,” ucap Dyah saat ditemui di acara perayaan ulang tahun KPPB di Jakarta Pusat, Sabtu (2/11/2019).
Baca: 3 Makna dari Motif Batik yang Dipakai Prabowo saat Jadi Menhan Jokowi, Pemimpin Bertanggung Jawab
Baca: Dikunjungi 85 Ribu Orang, Pekan Batik Pekalongan Bukukan Transaksi Rp 7,4 Miliar
Sementara itu untuk membantu melestarikan kain asli Indonesia, Brand Oerip Indonesia milik Dian Oerip termasuk brand yang selama 11 tahun konsisten menghadirkan busana dengan menggunakan berbagai kain asli Indonesia.
Dian Oerip menjelaskan ia akan terus konsisten menggunakan kain tenun asli dalam busana rancangannya karena ia ingin terus menginspirasi orang lain untuk mau melestarikan budaya Indonesia.
Selain itu Dian juga ingin memajukan perekonomian para penenun di Indonesia karena banyak yang menggunakan kain tenun asli Indonesia.
Baca: Tak Harus Formal, Ini Trik Padu Padan Agar Batik Lebih Santai Saat Dipakai Milenial
Baca: 7 Tahun Selalu Pakai Kutu Baru dan Batik, Wisni Indarto Drupadi Dulu Di-bully, Usahanya Kini Melesat
“Kita hadirkan sebuah karya wastra yang menggabungkan kain nusantara agar penenun tumbuh dan menambahkan budaya cinta akan kain kita. Sehinga penenun di tanah air tetap bisa hidup,” ungkap Dian Oerip.
Kemudian Dian Oerip juga menghargai karya penenun dengan berusaha tidak memotong kain tenun. Alhasil baju dengan style longgar atau lose pun memjadi trademark dari Dian Oerip.
“Kita minim potong kain makanya kok gede-gede bajunya itu penghormatan kepada penenun. Tanpa potong pun kita bisa hadirkan rok, dress, baju yang fashionable,” kata Dian Oerip.
Jika ada sisa kain bekas potongan Dian Oerip pun tidak langsung membuangnya, dia akan tetap memaksimalkannya untuk aksesoris.
“Bisa dilihat potongan kecil bisa jadi anting, bisa jadi kalung,” papar Dian Oerip.