TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG SELATAN - Rawatlah cinta dengan pasangan Anda, rasakan dampaknya pada buah hati.
Itulah pesan yang disampaikan, Adlil Umarat seorang Childhood Optimizer Trainer saat Seminar Parenting yang diselenggarakan KB/ TKIT Al Lauzah Ciputat Tangerang Selatan, Sabtu (8/2/2020).
Merawat Cinta Ayah dan Bunda ini menurut Ketua Panitia Pelaksana, Viesta Karwila sengaja dipilih dalam seminar parenting yang rutin digelar setiap tahun oleh Komite bersama sekolah KB TK.
Sejalan dengan ide Komite KB TK Al Lauzah, pria yang akrab disapa Pak Ading ini menekankan jika sebelum kita mengasuh merawat dan menumbuhkan cinta pasangan juga penting.
Jika bersama pasangan sudah kompak, mesra, dan harmonis, insya Allah menjadi orang tua merupakan hal yang menyenangkan. Kita bahagia, anak-anak kitapun bahagia.
Pak Ading pun menyampaikan trik dan tips agar proses pengasuhan anak menjadi mudah, enteng bahkan membuat orangtua ketagihan. Anak pun merasakan dampak positifnya.
Emosi Meledak Pengasuhan Anak Tergadai
Dengan gaya kocaknya, di Seminar yang disponsori BNI Syariah, Mamonde Indonesia, Stimuno, dan Indofood ini Pak Ading mencoba mengajak ayah dan bunda merefleksikan lagi hal-hal sederhana selama menjalani peran sebagai orangtua.
Sudah sering orangtua muda zaman now mengikuti banyak sekali seminar/ workshop parenting, namun, saat menerapkannya di rumah seminar bak angin lalu, tak efektif.
Mengapa ini terjadi? Ini karena orangtua belum tuntas dengan urusan internal antara ayah dan bunda.
Alih-alih menginspirasi anak, ayah dan bunda justru memberikan role model negatif pada anak.
Masalah utama yang sering muncul adalah orangtua kerap mudah sekali terpancing untuk bertindak emosional menanggapi tingkah-polah anak.
Ayah bunda tidak sabaran, gampang meledak saat menghadapi anak? Tentu ini tak akan membawa efek positif kan untuk pengasuhan anak?
Merawat Cinta Jadi Solusi Sederhana, Murah Meriah
Bagaimana solusinya?
"Maka mulailah merawat cinta, memupuk, mengingat lagi, apa sih tujuan awal kita berumahtangga? Tentu mengharap ridha Allah," kata Pak Ading mengingatkan.
Tapi kan, bunda lelah, dari dinihari sudah bangun, menyiapkan semua keperluan sekolah anak, keperluan bekerja ayah, belum lagi antar jempuut anak, nyapu ngepel.
Pernah kah bunda mengalami hal serupa?
"Ya, si bunda rungsing di pagi hari sekeluarga pusing. Ayah tak tenang kerja, anak pun terbawa-bawa," kata Pak Ading lagi.
Sebaliknya jika mama tenang, di pagi hari, sekeluarga senang, daya serap anak di sekolah pun bisa maksimal.
"Kalau sudah 100 persen daya serapnya, hasilnya pun bisa kita petik, prestasi anak jangan ditanya lagi, Insya Allah mengikuti," lanjut Pak Ading.
Lantas, bagaimana sudut pandang si ayah? Lha, ayah kan juga punya kesibukan, mencari nafkah bekerja dari pagi sampai malam juga sama-sama capek kan.
Jika ego ini terus saja dipertahankan, maka Pak Ading memberi saran, mulailah bertukar peran.
Mulai lah merefleksikan diri pada masing-masing sudut pandang ayah dan ibu.
Caranya sangat sederhana.
"Bercerita pada masing-masing pasangan. Sehari hari saja. Recalling keseharian. Ini Penting agar tahu perspektif masing-masing pasangan," jelas Pak Ading.
Ada versi 5 menit cerita semua. Kemudian versi 3 menit perspektif syukur.
Dengan cara inilah akhirnya berefek pada pola pengasuhan anak.
Bahkan, bisa jadi dengan hanya 30 detik jadi tituk pembelajaran terbaik setiap hari.
Cara mengatasi masalah antara anak, dan pasangan seolah menjadi cerminan anda di usia anak.
Jika teriak emosi berarti anda masih dalam tahapan toodler
Perbaiki, rawat cinta dalam bahasa kasih sayang dengan bahasa elegan
"Rawatlah cinta, perlakukan istri sebagai permaisuri dan suami sebagai sultan maka pengasuhan anak pun akan sangat mudah," demikian tutup Ading.