TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Bintang tenis Maria Sharapova mengumumkan pengunduran diri dari dunia tenis, Rabu (26/2/2020), di sebuah kolom eksklusif untuk Vogue dan Vanity Fair.
Sharapova, 32 tahun, memenangkan lima seri Grand Slam dan merupakan atlet wanita bayaran tertinggi versi Forbes selama 11 tahun berturut-turut.
Namun cedera dan hukuman skorsing karena menggunakan zat terlarang telah membuatnya harus berurusan dengan pengadilan dalam empat tahun terakhir.
Forbes mencatat, penghasilan Sharapova selama karirnya di dunia tenis mencapai US$ 325 juta dari hadiah uang.
Penghasilan Sharapova hanya kalah dari penghasilan Serena Williams yang senilai US$ 350 juta.
Sharapova meledak di kancah olahraga global pada tahun 2004 ketika dia mengalahkan Serena Williams untuk memenangkan Wimbledon pada usia 17 tahun.
Baca: Fadli Zon Merasa Aneh, Kenapa untuk Urusan Banjir Selalu Anies Baswedan yang Disalahkan
Satu-satunya sponsor Sharapova saat itu adalah Nike dan Prince. Tetapi sejak itu dengan cepat berubah.
Agen-agen di IMG dengan cepat memanfaatkannya. Sharapova menandatangani kesepakatan dengan Tag Heuer, Canon, Motorola, Colgate-Palmolive dan lainnya.
Baca: Pose Pertama BCL Usai Berkabung, Tampil Senyum Bareng Maia Estianty dan Rossa
Nilai kesepakatan dengan Nike juga naik berlipat ganda. Penghasilan tahunan Sharapova melonjak dari US$ 3 juta menjadi US$ 18 juta.
Dia langsung menjadi atlet wanita berpenghasilan tinggi di planet ini waktu itu.
Baca: Pinjaman Online Lagi Disorot, Begini Metode Penagihan yang Benar Menurut Cashwagon
Sharapova terus melakukan kesepakatan sponsor dengan Land Rover, PepsiCo, dan Sony. Nike juga memperkenalkan lini pakaian tenis yang digunakan Sharapova.
Sharapova memang mengundang daya tarik bintang terbesar di WTA Tour.
Dia menggunakan ketenarannya untuk meluncurkan bisnis permennya sendiri, Sugarpova pada tahun 2012.
Ia berencana memperluas Sugarpova sebagai merek gaya hidup dengan pakaian dan aksesori.
Petenis jelita itu membangun media sosial besar-besaran dan memiliki 15 juta pengikut di Facebook, dan penghasilannya mencapai hampir mencapai US$ 30 juta pada tahun 2015.
Namun kariernya tersandung masalah di tahun 2016 karena terbukti menggunakan meldonium, yang belakangan ditambahkan ke daftar zat terlarang oleh Badan Anti-Doping Dunia.
Sharapova mengatakan dia telah minum obat selama satu dekade karena memiliki riwayat keluarga diabetes.
Skorsing bagi Sharapova dikurangi dari dua tahun menjadi 15 bulan di pengadilan banding.
Kasus penggunaan zat terlarang tersebut berimbas ke pendapatan Sharapova. Beberapa sponsor seperti Tag Heuer menjauh dari Sharapova, dan penghasilannya anjlok.
Dia kembali ke tenis pada 2017, tetapi cedera bahu yang tersisa menghambat permainannya.
Namun, nasib baik masih berpihak ke Sharapova. Dia menandatangani kontrak multi-tahun dengan UBS tak lama setelah skorsingnya berakhir. Nike, Evian, Head, dan Porsche juga masih menggunakan jasa Sharapova.
Sharapova hanya bermain 15 pertandingan di tahun lalu, dan peringkat dunianya turun ke urutan 373 pada minggu ini.
Turnamen terakhir yang ia ikuti adalah Australia Terbuka pada bulan lalu, di mana ia kalah di babak pertama.
Dia mengundurkan diri dengan menorehkan lima gelar Grand Slam tenis WTA. Sharapova adalah satu dari hanya sepuluh wanita yang memenangkan keempat turnamen tenis bergengsi tersebut.
Dia pernah berada di peringkat nomor satu dunia pada lima kali kesempatan berbeda, selama total 21 minggu.
Kini, Sugarpova menjadi tambang uang bagi Sharapova. Penghasilannya ditargetkan mencapai US$ 20 juta pada tahun 2019, menurut sebuah sumber.
Artikel ini tayang di Kontan dengan judul Pensiun dari dunia tenis, berapa kekayaan Maria Sharapova?