TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG – Anda mungkin tidak pernah menyangka, jika di era perang mempertahankan kemerdekaan RI yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945, Indonesia pernah memiliki ratusan varian mata uang yang diterbitkan oleh pemerintah di berbagai daerah di Indonesia.
Selama rentang 1947 sampai 1949, tak kurang dari 500 varian uang sebagai laat tukar yang sah pernah pernah beredar di Indonesia.
Temuan mengenai informasi menarik ini diulas lengkap di sebuah buku berjudul 'ORIDA Oeang Republik Indonesia Daerah 1947-1949' yang ditulis oleh duet Suwito Harsono dan Michell Suharli.
Buku yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama ini resmi diluncurkan hari ini, Senin, 2 Maret 2020 di Lake View Café, Gading Serpong, Tangerang.
Buku ORIDA ini tergolong unik lantaran bisa masuk dalam aneka kategori, bisa kategori buku hobi, mumismatika, maupun pengetahuan sosial dan sejarah.
Buku ini berisi gambar, deskripsi dan sejarah singkat tentang uang kertas atau alat tukar lain berbahan kertas yang berlaku di Republik Indonesia dalam kurun waktu 1947-1949.
Baca: Pinjaman Online Lagi Disorot, Begini Metode Penagihan yang Benar Menurut Cashwagon
Buku ini memuat lebih dari 500 varians uang dan alat tukar kertas yang beredar di lebih dari 75 daerah di Republik Indonesia dengan lebih dari 451 halaman dan penuh warna. Buku ini merupakan buku pertama yang membahas khusus hanya Oeang Republik Indonesia Daerah (ORIDA).
Baca: Kisah Rahmat, Membangun Usa
Baca: Pose Pertama BCL Usai Berkabung, Tampil Senyum Bareng Maia Estianty dan Rossa
Boleh dibilang buku ini juga menjadi buku numismatik pertama di Indonesia yang diterbitkan oleh penerbit umum.
Buku ini yang memajang aneka foto koleksi uang kuno Indonesia ini mendapat kata sambutan dari Menteri Keuangan, mantan Gubernur Bank Indonesia, Rektor Unika Atma Jaya, Purnawirawan Letnan Jenderal Militer, tokoh Numismatis Belanda dan Ketua Umum Masyarakat Numismatis Indonesia (MNI).
Baca: Fadli Zon Merasa Aneh, Kenapa untuk Urusan Banjir Selalu Anies Baswedan yang Disalahkan
Michell Suharli yang menjadi salah satu penulis buku ini mengatakan, ORIDA memiliki nilai sejarah dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan RI dari upaya kembalinya penjajah Belanda pasca proklamasi kemerdekaan.
Dia menjelaskan, akibat agresi militer Belanda, produksi dan distribusi Oeang Republik Indonesia (ORI) terhenti dan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi mengizinkan daerah-daerah untuk menerbitkan dan mendistribusikan uang atau alat pembayaran lokal.
Dalam situasi darurat yang mengancam Kemerdekaan Republik Indonesia saat itu, penerbitan ORIDA mengandung makna tentang eksistensi dan kedaulatan Republik Indonesia.
Masyarakat internasional memahami bahwa sebuah negara merdeka memiliki mata uang tersendiri dan pengakuan kedaulatan dari negara lain ketika mata uang sebuah negara memiliki nilai tukar (kurs) terhadap mata uang negara-negara lain.
Suwito Harsono, penulis lainnya di buku ini menjelaskan tentang numismatika yang menurutnya merupakan kegiatan atau studi mengumpulkan mata uang, termasuk: koin, token, uang kertas dan benda-benda terkait lain.