TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hantaran lebaran dengan tas anyaman buatan perajin dari usaha kecil dan menengah (UKM) menjadi tren baru dalam upaya menjalin silaturahmi di situasi pandemi.
Tren baru itu dihadirkan Mirsya Budiarsi, pemilik usaha kudapan sehat Mamabery Chips Gourmet.
Dia menggagas sebuah kampanye kreatif yang bisa menjadi inspirasi bagi pelaku UKM memanfaatkan momen Lebaran.
Wanita yang akrab disapa Mirsya ini menyampaikan walau tidak bisa bertemu secara langsung, silaturahmi harus tetap terjalin.
Caranya lewat mengirimkan hantaran lebaran berisi kudapan sehat yang dibalut dengan tas anyaman cantik berwarna warni.
“Ide awalnya sangat sederhana. Saya ingin menghadirkan hantaran yang look-nya (tampilan) simpel namun menarik, dan tanpa plastik sekali pakai, sehingga tercetus ide untuk berkolaborasi dengan UKM perajin tas anyaman," ungkap Mirsya dilansir Warta Kota, Rabu (13/4/2020).
Dalam kolaborasi tersebut, dirinya bersama para ibu rumah tangga perajin tas anyaman di Ponorogo, Jawa Timur berdiskusi dan tukar pikiran.
Dirinya menunjukkan sejumlah model dan motif tas kontemporer yang kekinian kepada mereka.
Selanjutnya, beragam model tas anyaman diproduksi para ibu sebagai wadah hantaran lebaran.
"Sebagai pelaku usaha, kita harus berdiri dan berpikir lebih kreatif, bukan hanya untuk bertahan di masa pandemi ini, namun juga untuk memberikan impact (pengaruh) yang lebih besar lagi ke society (masyarakat)," ungkap Mirsya.
Kampanye kreatif bertajuk #SilaturahimDariRumah dengan menghadirkan Stay-At-Home Gifts diungkapkan Mirsya diharapkan juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat.
Merujuk hal tersebut, Mirsya mengajak pelaku usaha lainnya untuk bergabung dalam kolaborasi kreatif.
Sehingga hantaran lebaran menjadi lebih beragam.
Tidak hanya kue lebaran dan kudapan sehat tanpa MSG dari Mamaberry Chips Gourmet, tetapi ada juga perlengkapan sholat dari RiaMiranda & Ultimate U, serta didukung oleh Sahaja - produk perlindungan higienis untuk di rumah.
"Program ini bukan hampers pada umumnya, ada semangat nilai kebaikan dan optimisme yang diusung, jadi bukan hanya cantik, pengrajin tas anyaman juga tersejahterakan," kata Mirsya.
Terbantu
Penganyam tas asal Ponorogo, Binti (45) mengaku terbantu atas pesanan tas dari Mirsya.
Penghasilan dari mengerjakan tas anyaman diungkapkan Binti dapat menutup penghasilan selama menunggu masa panen padi yang berlangsung selama tiga bulan sekali.
"Saya merasa terbantu sekali dengan adanya orderan dari Mbak Mirsya. Untuk keseharian, saya hanya mengandalkan hasil panen tiga bulan sekali, tapi setelah adanya orderan yang bagi kami jumlahnya banyak sekali ini, sehingga bantu pendapatan kami saat masa tidak panen," ungkap Binti.
Serupa dengan Binti, Ibu Rumah Tangga bernama Lulu (38) menyampaikan kolaborasi yang terjalin menghidupkan geliat usaha di lingkungannya.
Puluhan ibu rumah tangga dan para remaja di kampungnya kini dapat lebih produktif dengan membuat tas anyaman.
“Kalau biasanya tas anyaman itu dijual ke pasar, jadi permintaannya tidak begitu banyak, hanya sebatas tas hajatan, sembako dan tas belanja biasa. Tapi setelah Mba Mirsya order banyak, saya coba berikan pelatihan ke anak-anak remaja dan ibu rumah tangga," ungkap Lulu.
"Alhamdulillah, dari 10 penganyam sekarang sudah menjadi 30 penganyam aktif. Dan sekarang kali ketiga Mamaberry memberikan kepercayaan pada kami untuk mengerjakan hampersnya. Kami benar-benar terbantu dan bersyukur sekali bisa bekerjasama karena bisa meningkatkan perekonomian kami semua," jelasnya.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Berdayakan UKM di Tengah Pandemi, Mirsya Ciptakan Hantaran Lebaran Berbalut Tas Anyaman Cantik