TRIBUNNEWS.COM - Inilah contoh naskah khutbah sholat Idul Fitri di rumah yang berjudul Idul Fitri di rumah yang berjudul Berkomitmen Menjadi Lebih Baik.
Seperti yang diketahui, Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah telah ditetapkan oleh pemerintah lewat sidang isbat yang digelar pada Jumat (22/5/2020) kemarin.
Lewat sidang isbat tersebut, Menteri Agama Fachrul Razi menyampaikan bahwa 1 Syawal 1441 Hijriah jatuh pada Minggu, 24 Mei 2020 mendatang.
"Sidang isbat secara bulat menetapkan 1 Syawal jatuh pada Minggu, 24 Mei 2002," ujar Fachrul Razi.
Baca: Contoh Naskah Khutbah Idul Fitri 1441 H di Rumah: Keluarga Bahagia Dunia Akhirat
Baca: Teks Khutbah Idul Fitri 1441 H/2020 di Rumah: Meneguhkan Nilai Fitrah saat Pandemi Covid-19
Meski begitu, Idul Fitri tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena adanya pandemi Corona.
Yang biasanya sholat Idul Fitri di masjid atau di lapangan, kini pemerintah menghimbau masyarakat untuk melaksanakan sholat Idul Fitri di rumah saja.
Meski melakukan sholat Idul Fitri sendiri di rumah tanpa khutbah, namun jika dilakukan secara berjamaah disunahkan untuk mengadakan adanya khutbah.
Maka dari itu, berikut Tribunnews rangkum contoh naskah khutbah sholat Idul Fitri dari muhammadiyah.or.id dengan judul Berkomitmen Menjadi Lebih Baik :
ألَسلامُ عليكم ورحمةُ الله وبركاتُهُ
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ نحمده ونَسْتَعِينُهُ و نسْتَغْفِرُهُ وَنتُوبُ اليه , ونعوذ بِهِ من شرور أنفسنا. من يهدِ اللهُ فلا مضلَ لَهُ، و من يضلل فلا هادى له، ونشهد ان لا اله الاٌ الله و انَّ محمّدًا عبده ورسولُه، أرسله بالحقِّ بشيرًا ونذ يرًا بين يدى الساعة، من يطعِ اللهَ و رسولَهُ فقد رشدَ ومن يَعْصِمُهَا فقد غَوَى، نَسْأَلُ الله ربنا أنْ يَجْعَلَنَا مِمَّنْ يُطِيْعُهُ و يُطِيْعُ رَسُوْلَهُ، و يَتَّبعُ رضوانَهُ و يَجْتَنِبُ سَخَطَهُ فَإنَّمَا نحن بهِ و لهُ.
الله أكبر, الله أكبر, لا إله إلا الله الله اكبر, الله اكبر ولله الحمد.
أمٌا بعد, فيا عبادالله أوصيكم ونفسى بتقوى الله فقد فاز المتٌقون، فاتقواالله حقٌ تقاته ولاتموتنٌ إلا و أنتم مسلمون. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
االله أكبر, الله أكبر, لا إله إلا الله ، الله اكبر, الله اكبر ولله الحمد.
Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia!
Alhamdullah, segala puji bagi Allah. Dialah pencipta, pemilik, pengatur, dan penguasa alam semesta.
Dialah pemilik sesungguhnya. Semua yang kita miliki hanyalah titipan Allah untuk waktu tertentu di dunia sebagai amanat untuk digunakan sebagai sarana dalam pengabdian kepada-Nya.
Kita semua milik Allah dan kepada-Nya semua akan kembali. Marilah kita bersyukur ke hadirat-Nya, yang telah membekali kita petunjuk berupa Kitab al-Qur’an dan Sunnah nabi-Nya.
Apabila kita mengikutinya dengan benar, dijamin Allah akan sukses dan bahagia di dunia dan akhirat.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan pengikut beliau hingga akhir zaman nanti.
Beliau adalah teladan terbaik sepanjang masa yang seharusnya menjadi ikutan kita dalam menjalani kehidupan di dunia ini, agar mendapatkan kehidupan yang bahagia di dunia dan akherat.
الله أكبر, الله اكبر ولله الحمد.
Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia!
Kita baru saja meninggalkan bulan Ramadhan 1441 H, suatu bulan yang sangat istimewa.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan bagi petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dengan yang bathil)”( QS al Baqarah ayat 185)
Di bulan Ramadhan setiap mukmin berpuasa selama sebulan karena panggilan iman dan mengharapkan keridhaan Allah.
Tidak ada motivasi selain keridhaan Allah. Inilah manifestasi dari persaksian Laa ilaaha illallah, tidak ada ilah kecuali Allah, tidak ada yang mempengaruhi hati kecuali Allah, ketaatan mutlak hanya kepada Allah.
Puasa Ramadhan adalah pelatihan agar semua amalan yang kita lakukan, kita dedikasikan untuk Allah.
Semoga kita termasuk di antara al-mukminuna haqqa - orang-orang mukmin yang sesungguhnya - , sehingga Allah berkenan mengampuni dosa-dosa kita, dan membimbing kita selalu beramal shaleh sepanjang hayat.
Dengan ampunan Allah dan semangat beramal shaleh kita kembali kepada fithrah, yakni sifat yang cenderung kepada kebenaran.
Pagi ini kita merayakannya dengan melaksanakan shalat ‘Iedul Fithri, hari di mana kita kembali kepada fithrah.
الله أكبر, الله اكبر ولله الحمد.
Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia!
Selama Ramadhan kita telah melakukan muhasabah, yakni mencermati aktifitas atau amalan yang telah kita lakukan.
Seharusnya kita telah mengindentifikasi dan mengklasifikasikan aktifitas kita dalam 3 kategori: amal shaleh, amal laghau, dan amal suu’ (buruk).
Pertama; Amal shaleh adalah yang termasuk kategori ibadah, yani aktifitas yang didedikasikan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Caranya dengan menjalankan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, dan melakukan aktifikas sesuai ketentuan syara’.
Kedua; Amal laghau adalah amal yang sia-sia, tidak bermanfaat, atau tidak produktif.
Seorang mukmin akan sukses, salah satu kebiasaannya adalah menghindari amal laghau. Firman Allah:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ * الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ * وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ
“Sungguh telah beruntung orang-orang mukmin; yakni orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya, dan terhadap amal laghau menjauhi” (QS Al-Mukminun 1 – 3)
Ketiga; Amal Suu’ atau buruk adalah amal yang menjauhkan dari Allah.
Di antaranya: mengabaikan perintah Allah, melakukan larangan-Nya, dan membiarkan diri beraktifitas yang tidak diijinkan oleh syara’.
الله أكبر, الله اكبر ولله الحمد.
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah.
Di bulan Ramadhan yang lalu, semestinya kita:
1. Telah mengidentifikasi dan membuat daftar amal buruk dan amal laghau apa yang pernah kita lakukan.
Kemudian kita laporkan kepada Allah – meskipun Allah lebih maha mengetahui – kemudian satu persatu kita nyatakan penyesalan atas keterlanjuran dan kekhilafan tersebut, bertaubat, dan mohon ampun kepada-Nya. Mudah-mudahan Allah telah mengampuninya.
Selanjutnya kita membuat komitmen untuk menjauhi amal suu’ dan laghau tersebut sejauh-jauhnya.
2. Telah mengidentifikasi dan membuat daftar amal shaleh yang telah berhasil kita lakukan untuk kita syukuri dan tingkatkan pada masa-masa selanjutnya.
الله أكبر, الله اكبر ولله الحمد.
Jama’ah shalat Iedul Fithri rahimakumullah!
Bagaimanakah hasil evaluasi terhadap kebiasaan yang merupakan siklus hidup harian dan mingguan kita?
Apakah amal shaleh telah terlaksana menjadi pilar penting kebiasaan hidup kita.
Dalam siklus harian, pilar terpenting amal shaleh adalah shalat fardhu, shalat rawatib, shalat tahiyatul masjid, shalat dhuha, shalat tahajud, dan tadarrus al-Qur’an.
Apakah pilar-pilar amal shaleh harian tersebut sudah berdiri kokoh menjadi kebiasaan harian kita?
Pilar-pilar tersebut berfungsi sebagai pilar utama bangunan amal shaleh kita. Kalau semua tegak dan kokoh berdiri, maka bangunan amal shaleh kita akan tertata dengan kokoh, rapi dan indah.
Marilah kita berkomitmen menegakkan pilar-pilar amal shaleh tersebut pada diri kita masing-masing dengan menjadikan awal shalat fardhu, waktu sahar, dan waktu dhuha sebagai waktu terpenting kita untuk Allah, yang tidak boleh diganggu apalagi dikalahkan untuk kepentingan lainnya kecuali yang diijinkan Allah.
Pekerjaan, hobi, kesenangan, perniagaan, urusan lainnya, tidak boleh membuat lalai.
Marilah kita berkomitmen melakukan shalat fardhu dengan cara yang terbaik, yakni di awal waktu dan berjamaah di masjid.
Shalat berjama’ah lebih utama dibandingkan dengan shalat sendirian sebagaimana Sabda Rasulullah SAW:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ تَفْضُلُ صَلَاةَ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً
Dari 'Abdullah bin 'Umar, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Shalat berjama'ah lebih utama dibandingkan shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat." (Shahih Bukhari, HN 609).
Alokasi waktu penting lainnya adalah untuk tadarrus al-Qur’an.
Secara khusus Allah memerintahkan kita membaca al-Qur’an pada waktu sahar atau lingsir wengi karena bacaan pada waktu itu lebih berkesan.
Tetapi kita boleh melakukannya pada waktu-waktu lainnya. Waktu mana yang paling memungkinkan, menyesuaikan dengan pola aktifitas sehari-hari.
Yang penting, minimal 30 menit setiap hari waktu kita untuk tadarrus al-Qur’an.
Tadarrus al-Qur’an merupakan proses memahami petunjuk Allah untuk menjadi arahan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari.
Mengamalkan al-Qur’an adalah jaminan mendapatkan kebahagiaan dunia akherat.
Setiap huruf yang kita baca mendatangkan kebaikan, dan setiap kebaikan berlipat sepuluh.
Dalam siklus mingguan, pilar terpenting amal shaleh kita adalah shalat jum’at (bagi laki-laki) dan puasa sunnah pada hari Senin dan Kamis.
Jum’at adalah penghulunya para hari. Jum’at adalah hari raya mingguan.
Marilah kita perlakukan secara istimewa dengan mempersiapkan diri sebaik-baiknya setiap hari jum’at, dengan mandi sebagaimana mandi wajib, berpakaian yang baik, bersih, rapi, dan wangi.
Kemudian menghadiri masjid sebelum imam naik mimbar, melakukan muhasabah mingguan, mendengarkah khutbah dengan seksama, dan shalat dengan tertib.
Senin dan Kamis adalah hari di mana Rasulullah dan keluarganya membiasakan puasa sunnah.
Marilah kita mengikuti beliau dengan menjadi pengamal puasa Senin – Kamis.
Puasa adalah amalan shaleh yang mendapat apresiasi khusus dari Allah, di mana Dia akan langsung memberikan pahala-Nya kepada para pengamalnya, menyiapkan pintu khusus “ar-Rayyan” untuk masuk surga, dan menjauhkan dari api neraka.
الله أكبر, الله اكبر ولله الحمد.
Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia!
Marilah kita perbaiki kebiasaan-kebiasaan harian dan mingguan kita, sehingga pilar-pilar amal shaleh tersebut menyatu menjadi bagian terpenting dari kepribadian kita.
Selanjutnya amal shaleh lainnya akan menyempurnakan bangunan kepribadian kita.
Kita memohon kepada Allah agar diberikan kekuatan dan petunjuk untuk menyempurnakan bangunan kepribadian kita menjadi Pribadi Muslim yang sebenar-benarnya sehingga layak menjadi penghuni Surga-Nya yang penuh kenikmatan.
الله أكبر, الله اكبر ولله الحمد.
Kita sambut bulan Syawwal dan bulan-bulan selanjutnya dengan semangat baru, dan memohon kepada Allah agar berkenan membimbing kita senantiasa berada di jalan-Nya yang lurus.
Marilah kita berdo’a:
أللّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحمَّد وعَلىَ آلِ محمَّد كماصلَّيْتَ عَلىَ إبْرَاهِيْم وآلِ إبْرَاهِيْم وبَارِكْ عَلىَ مُحمَّد و عَلىَ آلِ مُحَمَّد كَمَا بَارَكْتَ عَلىَ إبْرَاهِيْم وعَلىَ آل إبراهيم إنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيْد.
اللّهُمَّ اغفِرْلِلمُسْلمينَ و المسلمات والمؤمنين والمؤمنات، الأحياءِ مِنْهُمْ والأمْوَاتِ، يا قاضِىَ الحَاجَاتِ، إنَّك عَلىَ كٌلِّ شَيءٍ قَدِير.
أللّهمَّ ألِّفْ بين قلوبِ المُسْلِميْنَ والمُسْلِمَاتِ والمُؤمِنِيْنَ والمُؤمِنَاتِ، أللّهٌمَّ أصْلِحْ ذَاتَ بَيْنَهٌمْ، أللّهُمَّ إنَّا نَسْاَلٌكَ الثَّبَاتَ فِى الأمْرِ والعَزيْمَةَ عَلىَ الرُّشْدِ بِرَحْمَتِكَ يآ اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْن
رَبَّنَاآتِنَافِى الدُّنْيَاحَسَنَةً و فِى لآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَاعَذَابَ النَّار
و صَلَّى اللهُ عَلىَ مُحَمَّدٍ وعَلىَ آلِهِ واصْحَابِهِ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّايَصِفُوْن، وَسَلامٌ عَلىَ المُرْسَلِيْن والحَمْدُللهِ رَبِّ العَالَمِيْن
والسلام عليكم و رحمة الله و بركاته
(Tribunnews.com/Whiesa) (Muhammadiyah.or.id/Agus Sukaca)