TRIBUNNEWS.COM - Seorang buruh tambang di Tanzania bernama Saniniu Laizer mendadak kaya setelah menjual dua batu Tanzanite terbesar yang ditemukan di sana.
Ia mendapatkan 2,4 juta Poundsterling atau sekitar Rp 42,2 miliar dari Kementerian Pertambangan setelah menjual dua Tanzanite kasar berbobot 9,27 kilogram dan 5,103 kilogram tersebut.
Lalu, seperti apa batu yang disebut Tanzanite itu?
Gemolog Hobart M. King, Ph.D., dalam laman geology.com menuliskan bahwa Tanzanite adalah nama dagang yang pertama kali digunakan oleh Tiffany and Company untuk spesimen permata berkualitas mineral zoisite dengan warna biru.
Tiffany bisa saja menjualnya dengan nama "Blue Zoisite," tetapi pada akhirnya memilih nama "Tanzanite" untuk menggugah minat pelanggan dan lebih mudah dipasarkan.
Nama "Tanzanite" diberikan karena satu-satunya deposit tanzanite yang dikenal di dunia yang memiliki kepentingan komersial adalah di Tanzania Utara.
Nama tersebut mencerminkan asal geografis yang terbatas dari permata itu.
Semua tambangnya terletak di area sekitar delapan mil persegi di Bukit Merelani, dekat pangkalan Gunung Kilimanjaro dan kota Arusha.
Meskipun hampir semua batu permata paling populer di dunia telah dikenal dan digunakan selama ratusan tahun, Tanzanite tidak ditemukan dalam jumlah komersial hingga tahun 1960-an.
Dalam waktu singkat Tanzanite telah menjadi permata biru paling populer kedua setelah Safir.
Ini adalah salah satu dari sejumlah kecil permata dari berbagai warna yang telah ditemukan dan dibawa ke popularitas konsumen yang kuat di abad lalu.
Permata biru