Bagaimana Anda melihat tren sepeda yang kembali diminati masyarakat terutama saat pandemi
covid-19?
Saya secara pribadi senang. Orang sudah mulai sadar akan pentingnya kesehatan.
Tak hanya karena banyak orang yang pakai Brompton, tapi banyak orang yang bersepeda itusudah buat saya senang sih.
Jadi kan bisa mengurangi polusi, terus jadi gaya hidup sehat juga sih sebenarnya.
Kemenhub berencana membuat regulasi soal sepeda, apa harapannya?
Harusnya sih sepeda menurut saya justru dikasih intensif, karena kami bersepeda membantu
mengurangi kemacetan, mengurangi polusi. Sekarang kurang tepat kalau dikenakai pajak.
Ya ke depannya harus ada regulasi yang lebih bagus. Kami sebagai pesepeda bjsa lebih diperhatikan, kami
bayar pajak tapi yang didapat untuk kami juga ada.
Komunitas Broder ini kapan dibentuk dan apa yang melatarbelakanginya?
Sejarah Broder itu terbentuk pada 1 September 2017. Broder itu singkatan dari Brompton Riders Bekasi.
Kami penyuka Brompton, awalnya suka gowes jauh, long distance cycling. Broder itu untuk
mengakomodir sepeda-sepeda yang memakai Brompton di area Bekasi.
Banyak teman-teman suka Brompton tapi gowes sendiri-sendiri. Nah Broder itu untuk mengakomodir.
Tentu positif saling bantu kalau ada kesulitan terkait Brompton.
Ada even kami bisa kumpul sesama pesepeda Brompton. Broder juga kekeluargaan, jadi lebih guyub,
persaudaraan lebih kuat.
Apa saja kegiatan rutin komunitas Broder?
Pada Minggu biasanya kami kumpul sebelum sarapan. Setelah kumpul kami gowes bareng sejauh 20
kilometer, habis itu sarapan bareng. Terus kita kumpul finish di area Kedai Kopi Bakar.
Total anggota sudah 196 orang. Dari anak muda, perempuan, sampai yang tua juga ada. Itu Bekasi dan
beberapa di luar Bekasi.
Kami juga ada kegiatan sosial, bikin donasi dari beberapa anggota, lalu kita berikan bagi mereka yang
belum beruntung di masa pandemi ini. Kami juga ada even tahunan. Ada Bejo, Jamal, Made.
Bejo itu touring Bekasi-Yogya, pada 2018, khusus Brompton. Pada 2019 kami lanjutkan ke Malang.
Intinya kami dari Jawa Barat sampai Jawa Timur kami selesaikan.
Yogya-Malang itu Jamal. Harusnya di 2020 dari Malang sampai Denpasar. Tapi karena Covid-19 semua
harus ditunda.