TRIBUNNEWS.COM - Psikolog keluarga dari Psikolog Keluarga dari Yayasan Praktek Psikolog Indonesia, Adib Setiawan S Psi M Psi memberikan tips untuk menghindari perselingkuhan.
Menurut Adib kunci utama untuk menghindari perselingkuhan yakni dengan cara mendengarkan.
"Pertama suami-istri itu harus saling mehargai, kedua berkomunikasi, ketiga tampil sempurna di depan pasangan, keempat mendengarkan apa yang diinginkan pasangan. Selanjutnya kelima berusaha memenuhi ekspektasi pasangan."
"Kalau tidak berkomunikasi bagaimana tahu apa yang diinginkan pasangan. Sehingga dia cari ekspektasi di luar sana. Makanya mendengarkan itu kuci menghindari perselingkuhan," katanya kepada Tribunnews, Kamis (17/7/2020).
Adib kembali memberikan tips lainnya, ia meminta pasangan suami-istri tidak boleh percaya 100 persen.
Melainkan 90 persen percaya sedangkan 10 persen curiga sehingga masih ada kontrol.
"Boleh lah sesekali istri cek HP suaminya, atau sebaliknya. Namun dengan catatan harus ada komunikasi sebelumnya," bebernya.
Adib juga meminta perempuan jangan mau hanya menjadi ibu rumah tangga saja, namun juga punya keahlian lain.
"Supaya tidak dipermainkan laki-laki. Kalau suami punya jabatan punya gaji besar, insting manusia itu menguasai orang lain," tegasnya.
Baca: Marak Postingan Viral Pelakor di Medsos, Psikolog: Agar yang Mau Jadi Pelakor Berpikir 2 Kali
Kenapa Postingan Pelakor Mudah Viral?
Adib juga memberikan pandangan terkait maraknya postingan viral pelakor di sosial media.
Menurutnya alasan kenapa masyarakat ikut memviralkan postingan tersebut berasal dari kekhawatirannya terhadap keberadaan fenomena pelakor ini.
"Harapan dari mereka ketika itu viral membuat pelakor semakin berkurang," ucapnya.
Selain itu Adib juga menilai saat masyarakat memberikan dukungan berupa like atau ikut menyebarkan postingan pelakor hingga menjadi viral juga memiliki maksud lain.
Utamanya untuk melabeli kegiatan merebut pasangan orang merupakan perilaku yang tidak baik dalam kacamata norma masyarakat.
"Supaya pelakor ini mendapatkan stempel negatif, sehingga kalau ada yang mau jadi pelakor mereka bisa berpikir 2 kali sebelum melakukannya."
"Karena alasan itu, masyarakat memberikan dukungan penuh, supaya kembali ke pasangan masing-masing dan jangan jadi pelakor," imbuhnya.
Pria yang juga berpraktik di Klinik Terapi Anak Dewasa YPPI Pondok Aren, Tangerang Selatan menjelaskan ada maksud tersirat dari viralnya postingan viral.
Yakni memberikan pesan kepada masyarakat lain untuk melakukan hal yang benar saat mencari pasangan.
"Kalau merebut pasangan orang karena faktor ekonomi, ya cari uang dengan cara baik lah."
"Jangan ganggu rumah tangga orang lain," tegasnya.
Baca: Kasus Perselingkuhan ASN di Medan, Istri Sah Ardy Disebut-sebut Malah Meminta Maaf Pada Pelakor
Kenapa Pelakor itu Muncul?
Menurut Adib pada hakikatnya manusia ingin menjadi baik dan menjalani kehidupan di atas garis yang lurus.
Termasuk tidak mau berselingkuh dan mengkhianati perasaan pasangannya.
Namun karena ada sejumlah kondisi tertentu, membuat seseorang terdorong untuk melakukan aksi merebut pasangan orang lain.
Untuk memudahkan, Adib kemudian memberikan kondisi-kondisi yang dapat memunculkan perilaku untuk menjadi pelakor
"Misalkan suami mau lurus-lurus aja, tapi saat di rumah dicerewetin istrinya dan terlalu posesif, akhirnya si suami selingkuh."
"Atau istri terlalu memberikan kepercayaan 100 persen, maka disalahgunakan sama suami."
"Misalnya juga suami sibuk kerja, hanya memikirkan materi. Istrinya tidak mendapatkan perhatian dan merasa tidak dihargai. Sehingga istri mencari sosok yang bisa menghargai di luar rumah," urai Adib.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)