News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bagaimana Orangtua Bangun Suasana Nyaman dan Gembira Saat Anak Sekolah dari Rumah?

Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dua anak mengerjakan tugas saat belajar di rumah selama pandemi virus corona (Covid-19), di salah satu permukiman di Desa Rancamanyar, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (5/5/2020). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyatakan konsep belajar di rumah selama pandemi virus corona atau Covid-19 tidak hanya fokus ke akademik, tapi harus memberikan pendidikan yang bermakna termasuk kecakapan hidup dan pemahaman mengenai pandemi Corvid-19. Tribun Jabar/Gani Kurniawan

TRIBUNNEWS.COM - Sejak work form home (WFH), kesibukan orangtua berlipat ganda. Mereka bukan hanya bekerja, tapi juga mendampi anak-anak sekolah dari rumah.

Kondisi itu membuat sebagian orangtua mengeluhkan keadaan.

Di lain pihak, sikap keras orangtua saat menjadi “guru” pendamping bagi anak bisa membuat anak tidak nyaman belajar, bahkan makin stres dan mogok mengikuti pelajaran.

Psikolog keluarga Ajeng Raviando mengatakan, saat orangtua stres atau tidak mendukung anak, anak juga dapat merasakannya.

Baca: Menko Perekonomian Beber Langkah-Langkah Pemerintah Atasi Hambatan Sekolah dari Rumah

“Untuk dapat lingkungan belajar yang kondusif, perlu komunikasi yang efektif. Ini bisa dicapai jika orangtua mengenali dan memahami karakter kepribadian anak sehingga bisa menyesuaikan diri,” kata psikolog Ajeng Raviando dalam acara diskusi virtual (29/7/2020).

Ilustrasi siswa belajar dari rumah. (Banjarmasin Post)

Orangtua perlu memahami kebutuhan anaknya.

Pada anak usia dini yang belum bisa mengekspresikan perasaannya, orangtua bisa mengamatinya dari ekspresi dan bahasa tubuh anaknya.

Beri anak motivasi, pembiasaan, serta penerapan disiplin positif untuk anak.

Baca: Temani Gempita Sekolah dari Rumah, Gisella Anastasia Akui Belajar Hal Baru

Salah seorang staf pengajar pendidikan anak usia dini, Gezta Pattiasina mengatakan, pembelajaran jarak jauh memang bukan metode belajar yang ideal untuk anak, tetapi bisa dilakukan dengan kebiasaan.

Gezta mengatakan, orangtua bisa membantu anak untuk menjadikan metode belajar ini sebagai rutinitas baru.

“Siapkan suasana hati supaya anak siap belajar. Cek rencana belajar dari sekolah dan menyiapkan materi yang dibutuhkan. Jangan pas sudah dimulai lalu repot mencari materi, padahal oleh guru sudah diberitahu jauh-jauh hari,” kata Gezta dalam acara yang sama.

Selain jadwal pelajaran dari sekolah, menurut Gezta orangtua bisa membantu anak belajar lewat berbagai hal, misalnya menggunakan mainan atau barang di rumah.

“Anak usia dini juga bisa belajar dan bermain di halaman dan taman, belajar berhitung dengan engklek, atau membuat boneka dengan kaos kaki bekas. Kegiatan ini mendorong anak tetap aktif dan membuat kreatif,” katanya.

Dalam mendampingi pelajaran dari sekolah, menurut Ajeng, orangtua tidak perlu memaksakan diri jika tidak menguasai materi.

“Carilah bantuan supaya orangtua juga nyaman, misalnya dengan bertanya pada guru atau om dan tantenya. Sehingga anak merasa ada kemudahan memahami. Orangtua jangan terbelenggu merasa harus jadi guru bagi anak,” kata Ajeng.

Jika anak selalu kesulitan memahami materi yang diberikan, amati apakah gaya belajarnya sudah sesuai dengan karakter anak.

Ada anak yang lebih mudah mengerti jika diajak untuk praktik langsung atau diberi penjelasan lewat video dan eksplorasi langsung di sekitar rumah.

Membuat manajemen waktu yang baik juga diperlukan, tidak cuma untuk anak tapi juga orangtua.

Bila anak butuh selalu didampingi, orangtua bisa mengatur kapan harus mengerjakan tugas domestik.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Agar Anak Bisa Gembira Sekolah di Rumah

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini