News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bagaimana Mengarahkan Anak Hiperaktif untuk Tenang Saat Belajar? Psikolog Ini Beri Solusi

Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perilaku anak hiperaktif.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anak hiperaktif seolah memiliki energi yang tidak ada habisnya. Bahkan mereka bisa terus-terusan bergerak lincah kecuali saat tidur.

Untuk mengarahkan anak hiperaktif untuk duduk tenang, misal ketika belajar, menjadi tantangan bagi orangtua.

Terlebih di masa pandemi covid-19, karena proses belajar mengajar digelar di rumah secara online.

Direktur Lembaga Psikologi Daya Insasi, Sani B. Hermawan, Psi membagikan tips mengarahkan anak hiperaktif tenang saat belajar, pertama jangan marah-marah menyuruh anak diam takutnya malah menyakitkan hati anak.

Sebaiknya sebelum mulai sekolah dari rumah sedikit habiskan energi anak dengan melakukan beberapa aktivitas dulu.

Baca: VIRAL Potret Bocah TK Menangis di Depan Laptop, Frustasi karena Kesusahan Adaptasi Belajar Online

"Anak hiperaktif gak bisa disuruh diam lama-lama, kalau diem nanti fokus ilang lebih baik ajak renang atau senam dulu," ungkap Sani saat live bersama Vidoran Xmart di Lazada, Rabu (26/8/2020).

Anak-anak hiperaktif juga mudah sekali teralih perhatiannya jadi singkirkan dulu hal-hal yang membuat anak teralih perhatiannya termasuk handphone orang tua.

Baca: Anak Telat Bicara, Orangtua Bisa Lakukan Terapi Mandiri di Rumah, Ini Caranya

"Handphone jadi musuh bersama ketika anak belajar dijauhkan jangan sampai anak belajar handphonenya depan mata, orang tua juga hormatin anak yang belajar," ucap Sani.

Jika saat belajar anak yang hiperaktif hanya bisa tenang tidak lebih dari setengah jam psikolog mengingatkan agar orang tua mampu mengobtrol emosi.

Anak-anak yang hiperaktif bisa tetap mendengarian pelajaran yang diajarkan walau badannya tetap terus bergerak, karena setiap anak cara memahami sesuatu berbeda-beda.

"Tiap anak beda-beda cara mendengarkannya, setiap anak beda-beda. Jangan dimarahin," ungkap Sani.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini