TRIBUNNEWS.COM - Orangtua menyadari berbohong adalah perbuatan yang tidak baik.
Namun, sebagian di antara mereka sengaja berbong dengan dalih demi kebaikan anak.
Misalnya mengatakan nasi akan menangis jika anak tidak mau menghabiskan makanannya.
Atau saat anak tantrum di mal, orangtua menakut-nakuti akan ditangkap polisi jika tak bisa berhenti menangis.
Kebohongan seperti ini mungkin dianggap sepele. Tapi sebenarnya bisa memberikan dampak buruk bagi perkembangan anak.
Penelitian baru menemukan, berbohong demi kebaikan atau white lies yang sering diucapkan orangtua dapat menyebabkan kecemasan anak meningkat saat remaja.
Baca juga: Menangani Tantrum pada Anak yang Harus Diketahui Orangtua
Tak hanya itu, penelitian juga mengungkapkan, kebohongan orangtua membuat anak perempuan sulit percaya pada orang lain dan tidak merasa terikat dengan orangtuanya.
Sedangkan anak laki-laki lebih cenderung mengabaikan kebohongan orangtuanya.
Hasil survei Hasil penelitian ini didapatkan setelah para akademisi dari Xinyang Normal University, China melakukan survei terhadap 912 remaja berusia 10 hingga 17 tahun.
Para peserta mengisi kuesioner tentang kebohongan orangtua, keterikatan orangtua-anak, dan hubungannya dengan kecemasan.
Baca juga: Tak Perlu Panik Saat Anak Sedang Tantrum, Begini Cara Tepat Mengatasinya
Dari survei ditemukan, mengasuh anak dengan kebohongan, biar pun dimaksudkan untuk kebaikan, terkait dengan timbulnya kecemasan.
Penulis utama penelitian Liu Meiting mengatakan, "Studi kami menemukan white lies dapat memiliki efek merusak pada remaja, terutama perempuan."
"Orang tua sering kali memiliki niat baik ketika mereka mengatakan kebohongan putih, tetapi bagi anak-anak kebohongan menciptakan ketidakpastian dan kemudian kecemasan," tambahnya seperti dikutip Daily Mail.
Anak yang mendapati orangtuanya berbohong menjadi tidak yakin apakah harus mempercayai setiap ucapan yang disampaikan oleh orangtua atau orang lain.
"Seringkali menghadapi ketidakpastian seperti itu, anak-anak mungkin akan kesulitan memahami informasi di sekitarnya," kata Meiting.
Penelitian itu menegaskan hubungan yang baik antara orang tua dengan anak sangat penting demi perkembangan anak ke depannya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Bohongi Anak Walau demi Kebaikan, tetap Berdampak Negatif