Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Kunci untuk bisa hidup bahagia adalah sikap mau memaafkan kepada siapapun, bahkan kepada mereka yang secara usia jauh lebih muda dari kita.
Tidak ada alasan untuk membenci orang lain sehingga kita tidak menyimpan sampah-sampah yang hanya mengotori hati kita.
“Jangan ada satu titik noda pun yang negatif dalam hati kita,” demikian disampaikan Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana pada Sharing Komunikasi dan Motivasi secara virtual pada Sabtu malam, 15 November 2020.
Acaranya dimulai pukul 19.00 WIB atau pukul 12.00 GMT dan diikuti oleh pada diaspora atau orang-orang Indonesia yang merantau di berbagai negara di dunia.
Baca juga: Waspadai Cabin Fever, Dampak Psikologis Akibat Jenuh di Rumah Akibat Pandemi Covid-19
Peserta seminar dengan aplikasi Zoom ini diikuti puluhan peserta dari berbagai kota besar di dunia. Ada yang tinggal di London, United Kingdom, Amsterdam (Belanda), Roma (Italia), Tiongkok, Singapura, Frankfurt (Jerman), dan lain-lain.
Semua antusias mengikuti materi yang disampaikan langsung Dr Aqua dari Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia.
Doktor Ilmu Komunikasi dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran itu mendapat undangan dari Gerakan Kebaikan Indonesia (GKI) untuk menyampaikan materi sharing bertajuk “Cara Memaafkan dan Mendoakan Mereka yang Membenci”.
Dalam penyampaiannya, penulis buku super best seller “The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi” ini menegaskan bahwa kita harus menjadi jiwa yang pemaaf dalam kehidupan ini.
“Sebaik apapun dirimu tetap ada yang membenci. Maka, janganlah berlelah diri membuktikan kebaikan pada manusia. Cukup Tuhan yang Maha Esa rida atas setiap detik yang dilalui,” katanya menegaskan.
Staf Ahli Ketua Umum KONI Pusat itu menambahkan sebuah kerugian ketika kita membalas orang yang menyakiti atau mem-bully kita dengan perlakuan negatif.
Baca juga: Lakukan 5 Gaya Hidup Ini Agar Kulit Menjadi Bersih dan Sehat, Rajin Berolahraga dan Hindari Stres
“Kalau kita membalas dengan buruk orang yang mem-bully kita, selanjutnya komunikasi ke depan akan buruk bahkan sama sekali komunikasi akan terhenti. Ketika komunikasi atau silaturahim antarsesama manusia terputus, Tuhan mengatakan balasannya masuk neraka. Kerugian besar jika kebencian terbawa dalam kehidupan sehari-hari kita, sementara orangnya sendiri tidak pernah memikirkannya sedikitpun,” ujar Dr Aqua menguraikan.
Oleh karena itu, Dr Aqua mengatakan kepada siapapun kita harus menunjukkan komunikasi yang baik. Tidak ada alasan untuk tidak membiasakan menghargai orang-orang yang kehidupannya di bawah kita.
“Kita harus menempatkan siapapun sama baiknya. Kepada pembantu atau sopir, kita tetap harus menunjukkan kesantunan dan komunikasi yang baik dengan senantiasa memanusiakan mereka. Sampai hari ini banyak yang tidak melakukan itu, padahal itu hal kecil yang sesungguhnya berdampak besar jika kita lakukan dengan sebaiknya,” ucapnya.
Lelaki kelahiran Pematang Siantar yang di masa pandemi Covid-19 semakin produktif melakukan Sharing Komunikasi dan Motivasi ke berbagai wilayah di Tanah Air ini menguraikan bahwa dengan aktivitasnya itu setiap minggu dirinya selalu mendatangi bandara ke bandara.
Seringkali, penumpang pada saat naik atau turun pesawat tidak melewati garbarata tetapi harus menaiki kendaraan di landasan.
“Jarang sekali orang yang mengucapkan terima kasih atau setidaknya mengulaskan senyum pada sopirnya. Bagi kita mungkin hal sepele tapi bagi sang pengemudi itu sangat bermakna. Dengan tersenyum secara tidak langsung kita membagi energi positif. Ingat, membuat orang bahagia itu sederhana dan tidak butuh biaya. Namun, orang seringkali menyepelekan,” ujar Dr Aqua.
Alam Takambang Jadi Guru
Lebih jauh, mantan wartawan di banyak media itu mengutip peribahasa dari Minangkabau yang berbunyi “Alam Takambang Jadi Guru”.
Secara filosofis, hal ini menggambarkan bahwa pelajaran tidak hanya didapatkan dari pendidikan formal saja.
Dengan mengamati alam kita juga dapat mendapatkan berbagai pelajaran. Kita juga dapat mengambil hikmah dari fenomena alam semesta atau dari pengalaman yang berlaku pada orang-orang di sekitar kita.
“Bagaimanapun, manusia tidak dapat hidup sendiri. Manusia selalu memerlukan manusia lain guna memenuhi kepentingan lahir maupun batinnya. Kenyataan bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri itulah, yang membuat kita harus selalu mengedepankan komunikasi positif dengan siapapun,” katanya.
Lebih jauh disampaikan bahwa dalam berkegiatan dan berkehidupan, keikhlasan hati dengan meninggalkan dan menanggalkan sampah-sampah yang bisa mengotori hati adalah kemestian.
Sikap ikhlas dalam pekerjaan maupun keseharian adalah bekerja atau beraktivitas secara totalitas dengan menggunakan hati dan jangan berpikir apa yang kita dapatkan.
“Mulailah dengan sederhana, berdoa, dan mulai bekerja dengan tidak hitung-hitungan. Lakukan dengan penuh keyakinan dan insya Allah nanti kebaikan akan kita dapatkan. Yang terpenting semua diawali dengan iktikad dan prasangka yang baik dan positif,” tegas Dr Aqua.