News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kenali Dampak Kekerasan Seksual Pada Anak

Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi kekerasan seksual diperagakan model. SURYA/SUGIHARTO

Laporan wartawan Wartakotalive.com, Lilis Setyaningsih

TRIBUNNEWS.COM – Kasus kekerasan seksual pada tahun 2020 yang dialami anak paling tinggi dibandingkan kekerasan yang dialami anak.

Data dari Perlindungan Perempuan dan Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak R pada 1-19 Juni 2020,  kekerasan fisik dialami 852 kasus, kekerasan emosional 768 kasus, sementara kekerasan seksual 1.848 kasus.

Banyaknya kasus kekerasan seksual pada anak membuat berbagai pihak harus waspada.

Dokter Spesialis Anak Dr Hari Wahyu Nugroho, Sp.A(K), M.Kes kasus kekerasan seksual pada anak sulit dan seringkali terlambat terdeteksi.

Baca juga: Kemendikbud Terus Berupaya Hapus Kekerasan di Lingkungan Sekolah 

Ia berharap orang terdekat korban harus mengamati perubahan-perubahan yang terjadi pada anak. Bila mendapati anak dengan tanda-tanda ini, harus segera  waspada.

“Kasus kekerasan seksual pada anak biasanya sulit atau terlambat terdekteksi. Seringkali pelaku akan membina hubungan baik dengag korban sehingga nyaman dan pelaku akan meningkatkan aktivitas dengan perabaan sehingga korban tidak ada yang salah dengan perlakukan tersebut  dan  tidak melapor kepada orangtua, juga tidak mengeluhkan secara dini kasus-kasus kekerasan,” kata dokter Hari saat menjadi pembicara  di symposium online Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dengan tema ‘waspadai kekerasan pada anak di masa pandemi’, Rabu (23/12/2020).

Hal ini karena anak tidak sepenuhnya memahami, atau tidak mampu memberi persetujuan atau karena perkembangannya belum siap.

Berikut dampak/akibat kekerasan seksual berdasarkan usia:

Usia 2-5 tahun

  • Gangguan tidur, mimpi buruk
  • Rasa takut berlebihan terhadap orang tertentu
  • Cemas perpisahan,  biasanya berangkat ke sekolah mau, ini takut ditinggal di sekolah atau takut ditinggal di rumah.
  • Perilaku regresi misalnya yang tidak mengompol jadi mengompol lagi.

Usia 6-12 tahun

  • Kesulitan belajar
  • Kecemasan berlebihan
  • Agresif/depresi
  • Gangguan tidur.
  • Perilaku regresi

Usia 12-18 tahun

  • Merusak diri, anak bisa lari ke narkoba
  • Depresi
  • Psikosomatis
  • Trauma di masa lalu 
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini