News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mengenal Retinol, Bahan Andalan Anti-aging, Ini Manfaat serta Efek Sampingnya

Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi wanita memakai skin care. Mengenal Retinol, Bahan Andalan Anti-aging, Ini Manfaat serta Efek Sampingnya

TRIBUNNEWS.COM - Retinol akhir-akhir ini menjadi bahan populer yang terdapat di banyak produk kecantikan.

Bahan retinol biasa digunakan untuk beberapa produk perawatan kulit, seperti serum, toner, dan krim mata.

Produk yang memiliki kandungan bahan retinol diunggulan untuk menyamarkan tanda penuaan.

Hal itu bukan sekadar klaim karena ada berbagai studi yang menemukan bukti mengenai manfaat retinol.

Melanie Palm, MD, dokter kulit berlisensi dan profesor klinis di Califonria, AS menjelaskan manfaat retinol.

Dia mengatakan, penting untuk menambahkan retinol dalam rutinitas skin care.

Sebab, selain tabir surya, retinol dinilai sebagai topikal yang efektif mencegah tanda-tanda awal penuaan dan kerusakan akibat sinar ultraviolet, membalikkan garis-garis halus, kerutan, perubahan warna kulit, serta melawan jerawat.

ilustrasi wanita memakai skin care (Freepik)

Apa sih retinol itu?

Retinoid adalah turunan vitamin A yang digunakan pada kulit untuk mengatasi berbagai masalah kulit, mulai dari jerawat hingga keriput.

Turunan ini dikenal dengan beberapa nama dan tingkat keampuhan yang berbeda-beda.

Jika turunan atau varietas vitamin A retinoid memiliki tingkat keampuhan tinggi, maka jenis yang kurang ampuh dan dijual bebas dikenal sebagai retinol.

Jenis retinoid lain yang memiliki kekuatan rendah adalah retinaldehyde dan retinyl ester.

Prescription-strength retinoid atau retinoid dengan tingkat kekuatan tinggi yang diresepkan dokter seperti tretinoin dan tazaroten sudah dalam bentuk aktif.

Jadi, bahan ini lebih kuat dan tidak butuh waktu lama untuk memperbaiki penampilan kulit

Sementara itu, retinol bukan kandungan bahan yang aktif sebelum dioleskan ke kulit.

Menurut Joshua Zeichner, MD, peneliti klinis bidang kosmetik, menjelaskan setelah dioleskan, sel kulit akan mengubah retinol menjadi asam retinoat.

"Proses konversi inilah yang menyebabkan kita butuh waktu lebih lama untuk melihat hasilnya," katanya.

Palm mengatakan, baik retinoid yang diresepkan dari dokter maupun retinol sama efektifnya dalam perawatan kulit.

"Karena retinyl ester perlu menjalani dua tahapan untuk diubah, bahan ini biasanya ditoleransi lebih baik dan dianggap sebagai salah satu bentuk vitamin A yang lebih ringan," tambah Zeichner.

Manfaat retinol

Retinol mengikat reseptor retinoid pada kulit, sehingga bahan ini meningkatkan pergantian sel dan merangsang produksi kolagen.

Retinol mengentalkan lapisan kulit yang lebih dalam dan meningkatkan kemampuan kulit untuk menahan air, memperbaiki garis-garis halus dan kerutan.

Selain itu, retinol juga menipiskan lapisan paling atas kulit, atau juga dikenal sebagai stratum corneum.

Menggunakan retinol secara teratur dapat membantu meminimalkan perubahan warna kulit (seperti bintik-bintik penuaan), meratakan warna dan tekstur, dan meningkatkan penyerapan obat topikal lain pada kulit.

"Selain pergantian kulit, retinol dapat membantu menormalkan fungsi kelenjar minyak dan folikel rambut, sehingga membantu mengatasi jerawat," sambung Palm.

Efek samping retinol

Namun, retinol memiliki efek samping. Bahan ini dapat menyebabkan kekeringan dan iritasi kulit secara signifikan.

"Terlalu banyak menggunakan turunan vitamin A ini dapat mengiritasi kulit dengan menyebabkan pergantian sel menjadi terlalu cepat dan fungsi pelindung kulit terganggu," kata Palm.

Agar terhindar dari iritasi, berikan jeda pada kulit untuk menyesuaikan diri.

Misalnya, mulailah menggunakan retinol dua kali seminggu, seperti disarankan Erum Ilyas, MD, dokter kulit di Montgomery Dermatology di Pennsylvania, AS.

Biarkan kulit menyesuaikan dengan bahan retinol.

Apabila dirasa kulit cocok, kita dapat mencoba meningkatkan penggunaan retinol dua hari sekali.

Saat tidak sedang memakai retinol, gunakan pelembap yang menghidrasi kulit.

Retinol juga dapat membuat kulit lebih sensitif terhadap sinar matahari, jadi pastikan mengoleskan tabir surya setiap pagi.

"Jika benar-benar intoleran terhadap retinol, pertimbangkan menggunakan produk yang mengandung bakuchiol," kata Palm.

"Bakuchiol adalah turunan tumbuhan yang bertindak sebagai retinol, tapi tanpa kemerahan dan iritasi."

Rata-rata, butuh waktu tiga hingga enam bulan untuk penggunaan retinol secara rutin sebelum kita melihat perbaikan kulit.

Hasilnya juga bergantung pada beberapa faktor.

"Karena retinol bergantung pada kemampuan kulit kita untuk mengubahnya menjadi asam retinoat aktif, ini mungkin tidak selalu memberikan hasil yang cepat atau konsisten," kata Ilyas.

Jumlah asam retinoat aktif yang terbentuk didasarkan pada seberapa banyak retinol dalam produk, kemampuan kulit kita untuk mengubahnya menjadi asam retinoat, dan waktu terjadinya proses tersebut.

Pemakaian retinol sebaiknya dimasukkan ke dalam rutinitas perawatan kulit di malam hari dan diterapkan secara konsisten, karena efeknya akan terjadi seiring waktu, bukan instan.

Hindari pemakaian retinol saat hamil

Bagi ibu hamil atau yang sedang dalam program kehamilan, sebaiknya hindari produk perawatan kulit berbasis retinol sampai pascapersalinan.

Beberapa penelitian menyebut retinol meningkatkan risiko cacat pada bayi.

Konsultasikan dengan dokter kulit tentang bahan-bahan anti-penuaan yang aman untuk kehamilan.

Untuk kulit sensitif dan kering, retinol dapat memperparah kekeringan dan membuat kita sulit mendapat manfaatnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Retinol, Andalan untuk Antipenuaan"

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini