Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Kue beras ketan yang memiliki rasa manis atau biasa disebut kue mochi, merupakan satu dari sederet menu yang wajib saat perayaan Imlek di seluruh dunia.
Dalam bahasa Kanton, 'neen' terdengar mirip dengan kata 'year' atau tahun, sedangkan 'go' terdengar mirip dengan kata 'tall' atau higher (tinggi).
Jika digabungkan, nama hidangan ini terdengar 'menguntungkan' selama Tahun Baru Imlek, karena pengucapannya berarti 'mencapai posisi yang lebih tinggi atau keberuntungan setiap tahun'.
Dikutip dari laman Asia Tatler, Kamis (11/2/2021), kue mochi memiliki sejarah lebih dari 1.000 tahun.
Kue beras ketan ini banyak variasi karena perbedaan adat istiadat di berbagai daerah di China.
Di China Selatan, ada pilihan kue beras manis dan gurih, sedangkan di Hong Kong umumnya terdapat kue manis berwarna merah tua.
Baca juga: Alasan Menu Ikan yang Disajikan Utuh Wajib Ada di Perayaan Imlek
Kue beras ketan ala Kanton hanyalah campuran tepung beras ketan yang dipadukan dengan gula lempengan cair.
Adonan ini kemudian dikukus dan didiamkan hingga mendingin pada suhu ruangan.
Meskipun kuenya bisa disajikan begitu saja secara sederhana, namun kue ini juga bisa digoreng karena kalangan keluarga biasa menyajikan kue ini setelah digoreng.
Untuk penyajiannya, biasanya dihidangkan berbentuk irisan sekali gigit dan bisa pula dihidangkan dalam bentuk bulat.
Selain itu, kue ini juga biasanya dihidangkan setelah digoreng dengan balutan telur kocok.
Lapisan telur ini dimaksudkan untuk menambahkan tekstur ekstra yang akan membuat kue ini terasa sedikit renyah pada bagian luar, namun tetap kenyal di dalam.