TRIBUNNEWS.COM - Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu 'anhu adalah khalifah pertama dari empat khalifah di muka bumi yang diberi petunjuk (al-khulafa al-rasyidin).
Abu Bakar merupakan satu dari 10 sahabat yang dijamin surga oleh Allah subhanallahu wata'ala.
Beliau adalah salah seorang tokoh yang paling teguh imannya setelah para nabi dan rasul.
Dalam riwayat sahabat Ibnu Umar, beliau berkata:
"Kami (para sahabat) pernah menilai orang terbaik di zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka kami dapatkan yang terbaik adalah Abu Bakar Radhiyallahu anhu, kemudian Umar bin Khattâb Radhiyallahu anhu, kemudian Utsmân bin Affân, mudah-mudahan Allâh meridhai mereka semua“. [HR. al-Bukhari, no. 3655]
Hal itu juga diungkapkan oleh khalifah keempat, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu.
Baca juga: Doa Menyambut Bulan Rajab 2021 yang Dibaca Rasulullah, Lengkap dengan Artinya
Dalam sebuah riwayat, putra sang Amirul Mukminin, Muhammad bin Ali bin Abi Thalib, mengatakan:
“Aku bertanya kepada ayahku, siapa orang terbaik setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , maka ia menjawab: Abu Bakar, aku pun bertanya lagi: Kemudian siapa setelah itu? Ia menjawab: Kemudian Umar, maka aku khawatir ia akan menjawab Utsman setelah itu, aku pun segera memotongnya: Kemudian engkau? Ia menjawab: Aku hanyalah seseorang dari kaum muslimin“. [HR. al-Bukhâri, no. 3671]
Bahkan, khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu, dalam suatu riwayat menyebutkan:
“Seandainya keimanan Abu Bakar radliallahu ‘anhu ditimbang dengan keimanan penduduk bumi (selain para Nabi dan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam) maka sungguh keimanan beliau radliallahu ‘anhu lebih berat dibandingkan keimanan penduduk bumi”. (HR. Ishaq bin Rahuyah dalam Musnadnya, no. 1266 dan al-Baihaqi dalam Syu’abul iman, no. 36 dengan sanad yang shahih)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun memberikan gelar Ash-Shiddiq kepada sahabat Abu Bakar.
Gelar tersebut diberikan karena Abu Bakar selalu membenarkan beliau dalam hal apa pun.
Oleh karena itu, tentu kita sepatutnya meneladani ucapan Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhu, setelah kita meneladani Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Baca juga: Peringati Maulid Nabi, Jokowi Ajak Masyarakat Teladani Rasulullah Saling Menolong di Masa Sulit
Berikut kata mutiara ucapan Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhu, dikutip dari buku Mutiara Sahabat Rasulullah Saw oleh Radie Ramli:
1. "Sesungguhnya Allah-Maha Suci dan Maha Luhur- telah membukakan dunia (dengan banyak kemenangan yang menambah wilayah kekuasaan) kepada kalian. Jangan sekali-kali kau ambil dari dunia ini kecuali sebatas bekal (untuk akhirat saja).
Ketahuilah, siapa yang salat Subuh, niscaya dia dalam jaminan atau tanggungan Allah.
Jangan sekali-kali menyalahi Allah dalam tanggungan-Nya ini, atau Allah akan menjatuhkanmu tertelungkup ke dalam api neraka."
2. "Siapa yang menjaganya (salat), niscaya salat itu kan jadi cahaya, bukti kebenaran, dan keselamatan baginya dari api neraka."
3. "Bersungguh-sungguhlah menyiapkan (bekal untuk) kematian, niscaya hidup pun kan berlimpah memberimu."
4. "Allah menyayangi seseorang yang menolong saudaranya dengan (pengorbanan) jiwanya."
5. "Perbaikilah dirimu, niscaya orang-orang pun akan memperbaiki hubungan denganmu."
6. "Bila kebaikan meninggalkanmu jauh di belakang, kejarlah. Dan bila kebaikan mengejarmu (hendak meninggalkanmu lagi di belakang), dahuluilah ia."
7. "Secerdas-cerdasnya kecerdasan adalah ketakwaan, dan sedungu-dungunya kedunguan adalah durhaka.
Kejujuran yang paling jujur adalah amanah. Dan dusta yang paling dusta adalah khianat."
8. "Kebahagiaan itu pada tiga perkara. Satu, menepati janji. Dua, melindungi hak (orang lain). Tiga, bangkit membela kemaslahatan umum."
9. "Tak menetes setitik pun ait mata karena kerasnya hati. Dan kerasnya hati tak lain karena tumpukan dosa."
10. "Siapa yang memasuki kubur tanpa bekal, seumpama mengarungi laut tanpa sampan."
11. "Allah mengawasi (gerak-gerik) batinmu seperti melihat lahirmu. Bagimu, sungguh banyak mata--dari (yang ditugaskan Allah)--yang mengawasimu."
12. "Tidak ada kebaikan pada kebaikan yang ujungnya adalah api neraka. Tiada pula keburukan pada keburukan yang buahnya adalah surga."
13. Ibnu Uyainah berkata bahwa Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhu saat bertakziyah kepada seseorang, dia berkata, "Tidak ada musibah beserta ketabahan, tidak ada faedahnya berkeluh kesah. Kematian itu adalah apa yang sebelumnya lebih ringan, dan apa yang sesudahnya lebih sulit.
Ingatlah perginya/wafatnya Rasulullah Saw., niscaya musibah kalian akan terasa kecil, dan Allah membesarkan pahala kalian."
14. Abu Bakar berdoa ketika orang-orang memujinya, "Ya Allah, jadikan aku lebih baik dari yang mereka sangka, ampuni apa pun kesalahan/kekuranganku yang mereka tidak ketahui, dan jangan hukum aku karena apa yang mereka katakan. Karena Engkau Yang Maha Mengetahui, sedangkan mereka tidak mengetahui."
15. "Ya Allah, jadikan waktu terakhirku yang paling baik, amal-amal terakhirku yang paling baik. Jadikan hari terbaikku adalah hari ketika aku menemui-Mu."
16. "Sungguh, aku sehat dan bersyukur lebih aku sukai, daripada aku sakit dan bersabar."
17. "Setiap orang yang tidak diberi petunjuk oleh Allah (akibat dirinya mengabaikan petunjuk Allah), dia telantar. Setiap orang yang tidak disehatkan Allah, dia sakit. Dan setiap yang tidak dibantu Allah, dia ditinggalkan (tak dihiraukan)."
18. "Ya Allah, tunjukkanlah kebenaran itu benar, dan beri aku kemampuan mengikutinya. Dan tunjukkanlah kebatilan itu batil, dan beri aku kemampuan untuk menjauhinya."
19. "Jika kalian mengharapkan berkah Allah, berbuat baik terjadap hamba-hamba-Nya."
20. "Tidak ada pembicaraan yang baik jika tidak diarahkan untuk memperoleh ridha Allah Swt."
21. "Waspadalah terhadap kebanggaan, sebab kalian akan kembali ke tanah dan tubuhmu akan dimakan oleh cacing."
22. "Tidak boleh seorang Muslim menghina Muslim yang lain. Yang kecil pada kaum Muslimin, adalah besar di sisi Allah."
23. "Kami diuji dengan kesusahan maka kami sabar, tetapi ketika diuji dengan kesenangan (kemewahan), hampir-hampir kami tidak sabar."
24. "Kita menemukan kedermawanan dalam takwa (kesadaran akan Allah), kekayaan dalam yaqin (kepastian), dan kemuliaan dalam kerendahan hati."
25. "Aku adalah manusia biasa dan aku bukanlah manusia yang terbaik di antara kamu. Apabila kalian lihat perbuatanku benar, ikutilah aku. Tapi bila kalian lihat perbuatanku salah, koreksilah."
26. "Tidak ada manfaat dari uang jika tidak dibelanjakan di jalan Allah. Tidak ada kebaikan dalam diri seseorang jika kebodohannya mengalahkan kesabarannya.
Dan jika seseorang tertarik dengan pesona dunianya yang rendah, Allah Swt. tidak akan ridha kepadanya selama dia masih menyimpan hal itu dalam hatinya."
27. "Setiap orang menghirup pagi di tengah keluarganya, sementara kematian lebih dekat dengan dirinya daripada tali sandalnya."
28. "Sungguh, aku membenci keluarga yang menghabiskan rezeki (nafkah) untuk beberapa hari hanya dalam sehari."
29. "Alangkah nikmatnya engkau wahai burung, engkau makan dan minum dan tak ada hisab bagimu. Aduhai, seandainya aku sepertimu."
30. "Langit mana kan menaungiku dan bumi mana kan kupijak seandainya aku berani berkomentar tentang kitab Allah dengan pendapat (belaka)."
31. "Allah tidaklah menerima ibadah/amal sunnah sebelum terpenuhi kewajiban."
32. "Aku biasa menjaga kehormatan dan harga diriku, sedangkan orang yang minum khamar, pasti menyia-nyiakan akal dan harga dirinya."
33. "Aku mengenali Rabb-ku (Allah Maha Pemelihara dan Pendidik) berkat (didikan) Rabb-ku. Seandainya bukan karena Rabb-ku, tak tahulah aku tentang Rabb-ku."
34. "Hati-hati yang sampai kau berdusta, karena dusta itu menjauhkan iman."
35. "Maha Suci Allah yang tidak memberi hamba-hamba-Nya jalan untuk mendapat pengetahuan mengenai-Nya kecuali dengan jalan ketidakberdayaan mereka dan tidak ada harapan untuk meraih pencapaian itu."
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)