Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Angka kasus perceraian di Indonesia tiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Tercatat setidaknya ada sekitar 439.000 kasus peceraian terjadi di Indonesia sepanjang tahun 2019.
Jumlah ini hampir seperempat dari angka pernikahan selama 2019.
Data ini disampaikan Sahnaz Soehartono sebagai pembaca dalam acara Narasi TV bertajuk 'Komunikasi Hangat Kunci Langgengnya Pernikahan'. Video ini ditayangkan perdana di channel YouTube Narasi TV, Sabtu (13/2/2021).
Diisi oleh tiga orang bintang tamu yaitu Tasya Karmila bersama sang suami, Randi Bachtiar. Kemudian ada psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani.
Di acara tersebut, Sahnaz juga menayangkan data perihal faktor apa yang menyebabkan terjadinya perceraian. Dan nyatanya, pertengkaran dan perselisihan memiliki persentase hingga 53%.
Baca juga: Sambil Menangis, Maell Lee Ungkap Cerita Perceraiannya dengan Intan Ratna: Nggak Mudah
Menanggapi hal itu Anna mengungkapkan kenapa kenapa terjadi perselisihan dan pertengkaran dalam rumah tangga.
Salah satunya adalah suami dan istri melakukan aktivitas yang terpisah. Saat mereka berjauhan, sering terjadi sesuatu peristiwa yang membuat ganjalan pada keduanya.
Baca juga: Henny Mona Ingin Bahagia Tanpa Rio Reifan, Lelah 10 Bulan Urus Perceraian
"Ganjalan tersebut jika tidak dibicarakan bersama akan menimbulkan kesenjangan antar keduanya," ucap Anna, Sabtu (13/2/2021). Salah satu cara untuk memecah kesenjangan itu adalah saling mengobrol.
Tujuannya untuk membahas permasalahan yang saat ini tengah dihadapi sembari mencari solusi. Keterbukaan membuat hubungan semakin harmonis dan mencegah terjadinya pertengkaran.
Pasangan muda Tasya dan Randi turut mengaminkan apa yang diungkapkan oleh Anna. Mereka bahkan punya ritual bersama selama di rumah yaitu meluangkan waktu khusus untuk mengobrol setelah jam 6 sore.
Tasya mengungkapkan percakapan itu dilakukan tanpa ada kehadiran gawai, sehingga percakapan terasa lebih intim
Tema yang diperbincangkan pun beragam. Dimulai dari cara mengasuh anak, problem solving, hingga pencapaian yang ingin mereka raih tiap bulannya.
Mereka berdua mengakui pernah ada perdebatan atau berselisih pendapat selama berumahtangga. Tapi upaya yang dilakukan setelahnya adalah mengobrol untuk saling memahami satu sama lain. Sehingga pertengkaran hebat dapat dihindari.
Randi mengungkapkan sebagai laki-laki, ia juga tidak sungkan mengurus anak bersama Tasya. Randi kerap memandikan, mengganti popok hingga mengasuh anak mereka. Sedangkan Tasya bertugas memberikan ASI dan makan pada anak mereka.
"Aku masih menghargai konsep keluarga yang diajarkan padaku yaitu Rendi sebagai imam. Tapi kalau urusan pembagian tugas dan pekerjaan, sudah tidak relevan membaginya dari gender. Semua punya hak yang sama," ungkap Tasya.