TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selalu ada hikmaah di balik segala peristiwa. Begitu juga dengan Pandemi Covid-19 ini yang membuat semua orang terpaksa memang harus berada di rumah terus.
Begitu dengan Akhmad Sekhu, wartawan yang juga dikenal sebagai sastrawan, itu memanfaatkan luang waktu yang begitu melimpah ruah dengan merampungkan sebuah novel baru berjudul ‘Pocinta’. Novel yang mengangkat cerita kekayaan lokal Tegal, yakni moci alias minum teh poci.
“Alhamdulillah, saya dapat merampungkan penulisan novel baru berjudul ‘Pocinta’ ini selama Pandemi Covid-19 sekitar lima bulan lebih," ungkap Akhmad Sekhu, Minggu (14/02/2021).
Lelaki kelahiran desa Jatibogor, Suradadi, Tegal, 27 Mei 1971 ini lebih lanjut menerangkan ide menulis novel tersebut.
“Sebenarnya ide penulisan novel ini sudah lama untuk mengangkat cerita kekayaan lokal Tegal, yakni moci alias minum teh poci, tapi baru dapat saya wujudkan saat Pandemi Covid-19 ini yang terpaksa memang harus berada di rumah terus sehingga saya memanfaatkan luang waktu begitu melimpah rumah dengan menulis dan bahkan rampungkan novel Pocinta," tutur alumnus Universitas Widya Mataram Yogyakarta ini.
Menurut Akhmad Sekhu, novel Pocinta ini mendapat sambutan dari berbagai kalangan, antara lain, Atmo Tan Sidik (Duta Baca Kota Tegal), Gol A Gong (Penulis Balada Si Roy), Rudi Soedjarwo (Sutradara Film), Happy Salma (Aktris Film dan Teater), Chand Parwez Servia (Produser Starvision), Jose Rizal Manua (Seniman dan Budayawan), Naratama (Produser & Sutradara Program Televisi, New York), Rissa Asnan (Produser Dangdut in America), Cinta Laura Kiehl (Bintang Film, Bintang Sinetron dan Penyanyi) dan lain-lain.
“Alhamdulillah, novel Pocinta ini mendapat sambutan dari berbagai kalangan,“ tuturnya penuh rasa syukur.
Akhmad Sekhu berharap novel Pocinta ini mendapat sambutan yang baik dari masyarakat.
“Saya ingin terus berkarya untuk memberi sesuatu yang baik kepada masyarakat," tuturnya.
Akhmad Sekhu menyampaikan, Novel Pocinta diterbitkan Penerbit Prabu21 pada Februari 2021.
“Sebuah penerbit baru yang didirikan dan dikelola oleh anak-anak muda yang punya semangat memperjuangkan dunia literasi, dunia perbukuan, dengan idealisme membuka kesempatan bagi satu juta penulis. Semestinya kita semua mendukung dengan baik niat baik penerbit tersebut,“ jelas Akhmad Sekhu sumringah.
Novel Pocinta berkisah tentang seorang perempuan blacksweet alias hitam manis bernama Legia yang punya dua teman.
Pertama, Pahing yang menyebut diri namanya Pay, adalah Sobat Ambyar, komunitas pecinta lagu-lagu Didi Kempot.
Kedua, Kliwon menyingkat namanya jadi Kwon, seperti nama orang Korea, karena kecintaannya pada K-Pop.
Sejak kecil, ketiganya berteman selalu bersama dalam suka-duka, bahkan berjanji menjaga kebersamaan sampai kapan pun juga.
Tak ada yang bisa memisahkan pertemanan sejati mereka yang sama-sama suka moci, sebuah tradisi minum teh poci di daerah Tegal.
Saat besar ada yang mencintai Legia, barulah Kliwon dan Pahing sadar kalau keduanya juga cinta. Mereka berdua akhirnya saling bersaing untuk dapatkan cinta Legia. Tentu tak mudah bagi Legia untuk memilih di antara mereka berdua karena sudah berteman dekat dari kecil, bahkan sudah seperti saudara sendiri.
Dari sinilah mulai terkuak siapa yang benar-benar cinta pada Legia. Dari sini juga, Legia jadi mengerti apa arti cinta yang sesungguhnya.