Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fauzi Nur Alamsyah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Setiap rumah pasti memproduksi sampah setiap harinya. Sampah rumah tangga bisa berupa sisa makanan, plastik, dan lain sebagainya.
Saking banyaknya, limbah rumah tangga jadi salah satu penyumbang terbesar tumpukan sampah di lingkungan serta dapat menimbulkan penyakit baru.
Tumpukan sampah bukanlah hal yang baik bagi lingkungan, apalagi saat ini sedang dilanda pandemi Covid-19.
Siti Kurnia Astuti, ST, MT (Kepala Unit Sanitasi dan Lingkungan RSUI) memberikan cara pengelolaan limbah rumah tangga saat acara talkshow secara daring, Kamis, (18/2/2021).
Baca juga: Kepergok Mengais Sisa Makanan di Tong Sampah, Seorang ART Ngaku Kelaparan, Tak Digaji Bertahun-tahun
Menurunya pemisahan tempat sampah sangat diperlukan, tidak hanya dipisahkan namun, tempat sampah tersebut harus memiliki penutup untuk menghindari penyakit baru yang dapat ditimbulkan.
“Kalau bisa tempat sampah tesebut dipisah-pisah, dan tertutup modelnya, dihindari tempat yang terbuka untuk menghindari berbagai hewan bisa masuk kedalam tempat sampah itu akhirnyamenambah jenis penyait yang bisa timbul dari sampah tersebut,” ucapnya.
Dalam pemisahannya terdiri dari beberapa sampah yang dapat dipisahkan, diantaranya Sampah organik, dan non organik.
“Yang di hasilkan dari limbah rumah tangga atau sampah domestik, ini jenisnya macam-macam, mulai dari sisa makanan, bahan masakan yang belum sempat diolah, itu masuk jenis sampah organik,” ucapnya.
“Ada juga jenis sampah organik kering misalnya kardus, kertas, Ada non-organik seperti plastik, botol plastik dan kaleng,”tambahnya.
Ia juga menambahkan untuk selalu menerapkan kerapihan dan memberikan kantung plastik di dalam tempat sampah untuk mempermudah petugas kebersihan dalam pembersihan.
“Harus rapih sebelum membuang sampah. Karena penanganan sampah yang baik itu juga saat bermanfaat bagi petugas yang bekerja mengangkut sampah tersebut, jadi itu menghindari infeksi terluka kalau ada pecahan beling,” ucapnya.