Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyakit stunting pada anak di Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan angka yang menjadi standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Berdasar Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, persentase anak yang memiliki status gizi pendek atau sangat pendek (stunting) mencapai sekitar 30,8 persen.
Angka ini masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan standar yang ditetapkan WHO yakni di bawah 20 persen.
Potensi peningkatan stunting ini tidak hanya dipicu melonjaknya tingkat kemiskinan mencapai 10,7 persen hingga 11,6 persen selama masa pandemi virus corona (Covid-19).
Namun juga perkiraan adanya tambahan 5 juta penduduk miskin baru yang berpotensi menghambat akses anak-anak ini dalam mengkonsumsi pangan sesuai dengan gizi seimbang.
Baca juga: BKKBN Target Angka Stunting Turun 14 Persen di 2024
Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Dr. Dhian Dipo, SKM., MA, menegaskan bahwa stunting hingga saat ini masih menjadi fokus pemerintah.
Bahkan pemerintah juga telah membuat strategi melalui berbagai program agar bisa menurunkan angka stunting hingga 14 persen pada tahun 2024 .
Ini dilakukan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal.
Pertumbuhan maksimal ini diharapkan turut menguatkan kemampuan emosional, sosial serta fisik agar mereka siap belajar dan mampu berinovasi maupun berkompetisi di tingkat global.
Oleh karena itu, pemerintah pun menggandeng sejumlah pihak untuk melakukan upaya pencegahan terhadap peningkatan angka stunting, sekaligus melakukan percepatan perbaikan gizi.
Satu di antaranya yang diajak bekerja sama adalah sektor swasta, dalam hal ini Danone Indonesia.
Baca juga: Inilah Porsi Makan yang Dianjurkan oleh Ahli Gizi
"Kemenkes menyambut baik inisiatif pihak swasta dalam upaya mencegah stunting di Indonesia, seperti sosialisasi program kampanye edukasi 'Isi Piringku'," ujar Dhian, dalam webinar bertajuk 'Festival Isi Piringku Usia 4-6 Tahun', Jumat (26/2/2021) sore.
Menurutnya, edukasi mengenai gizi ini tentunya sangat penting agar para ibu bisa memahami makanan apa yang mengandung gizi seimbang.
"Edukasi gizi menjadi sangat penting karena diharapkan dapat memberi pengetahuan dan pemahaman ibu dalam Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) yang bergizi seimbang, yang divisualisasikan dalam Isi Piringku untuk sekali makan," kata Dhian.
Sementara itu, Ketua tim penyusun buku Isi Piringku 4-6 tahun dari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MSi., mengatakan ada sejumlah tantangan yang kerap dihadapi para orang tua dalam memberikan makanan yang mengandung gizi seimbang pada anak.
Begitu pula tantangan yang dihadapi guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Apalagi saat ini masih masa pandemi, sehingga tantangan mereka pun bertambah karena anak akan cenderung merasa cepat bosan ketika berada di dalam rumah.
"Terdapat beberapa tantangan yang dihadapi orang tua maupun guru PAUD dalam membiasakan konsumsi pangan sesuai gizi seimbang pada anak, terlebih di masa pandemi dimana anak cepat merasa bosan di rumah," jelas Sri.
Ia menilai apa yang dilakukan Danone Indonesia selama ini selalu dapat menyesuaikan kegiatan dan produknya dengan kebutuhan masyarakat dan agenda pemerintah.
"Terutama dalam hal kondisi kesehatan dan pemenuhan gizi masyarakat. Salah satunya adalah melalui 'Festival Isi Piringku' ini maupun program 'Isi Piringku' yang bertujuan untuk mengedukasi orang tua, anak-anak, serta guru PAUD," kata Sri.
Sri berharap agar buku 'Isi Piringku 4-6 Tahun' ini dapat membantu para orang tua maupun guru PAUD dalam memenuhi kebutuhan gizi seimbang pada anak selama melakukan kegiatan di rumah.
"Buku yang telah dikembangkan bersama oleh IPB (Institut Pertanian Bogor) dan Danone Indonesia diharapkan dapat menjadi panduan orang tua dan guru PAUD untuk memenuhi kebutuahan gizi seimbang anak di rumah," tegas Sri.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Sustainable Development Danone Indonesia, Karyanto Wibowo menyampaikan bahwa pihaknya terus berkomitmen untuk mendukung program pemerintah dalam menekan angka anak yang menderita stunting.
Satu di antaranya melalui pemberian pengetahuan mendalam terkait kebiasaan makan dan minum yang mengandung gizi seimbang.
"Sebagai mitra pemerintah dalam program penanggulangan stunting, Danone Indonesia membangun pengetahuan mendalam tentang kebiasaan makan dan minum bergizi seimbang melalui pembuatan buku panduan, pelatihan guru PAUD dan orang tua, maupun kegiatan edukatif untuk anak di rumah," kata Karyanto.
Selain itu ia menambahkan, pihaknya juga menyediakan produk bergizi yang dibuat khusus untuk menjawab tantangan kebutuhan gizi pada anak.
"Contohnya adalah peluncuran SGM Eksplor Pro-gress Maxx yang dilengkapi dengan mikronutrien zat besi dan Vitamin C maupun Omega 3 & 6, Kalsium, Vitamin D, Vitamin B, dan lainnya," tegas Karyanto.
Festival Isi Piringku untuk anak usia 4-6 tahun ini sengaja dihadirkan untuk menjawab tantangan yang dihadapi orang tua maupun guru PAUD dalam membiasakan anak untuk mengkonsumsi pangan sesuai gizi seimbang.
Acara ini pun diisi berbagai kegiatan menarik seperti Lomba Foto Kreasi Menu Anak, Lomba Kreativitas Guru saat Belajar Daring serta Lomba Gerak dan Lagu Isi Piringku.
"Festival Isi Piringku untuk anak usia 4-6 tahun merupakan salah satu kontribusi nyata dari Danone Indonesia dalam membantu pemerintah mensosialiasikan panduan 'Isi Piringku', agar masyarakat Indonesia semakin paham dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari sehari," papar Karyanto.
Edukasi seperti ini, kata dia, sangat penting untuk dilakukan karena pandemi tentunya telah mempengaruhi banyak sektor kehidupan masyarakat, termasuk bidang pendidikan.
"Diharapkan melalui kegiatan ini, para orang tua tetap bisa memberikan pemenuhan gizi seimbang kepada anak agar daya tahan tubuh dan tumbuh kembang optimal, terutama di tengah masa pandemi ini," pungkas Karyanto.
Terkait porsi 'Isi Piringku' ini terdiri dari kombinasi 50 persen buah dan sayur, serta 50 persen karbohidrat dan protein, dengan pembagian sepertiga lauk dan dua pertiga karbohidrat.
Panduan makan sehat tersebut tentunya tidak hanya akan membuat perut anak kenyang, namun juga memastikan tubuh mereka sehat dan cukup gizi.
Perlu diketahui, penyakit stunting bisa menimbulkan kerugian bagi ekonomi nasional sebesar 2 hingga 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) per tahun.
Jika PDB Indonesia pada 2020 sebesar Rp 15.434 triliun, kerugian akibat permasalahan ini mencapai sekitar Rp 400 triliun rupiah per tahun.